Dia menambahkan, keberhasilan seseorang di masa depan, bukan ditentukan oleh pengetahuan dan keterampilan. Menurutnya, pengetahuan dan keterampilan sangat penting dalam kehidupan, tetapi dalam berbagai riset, keberhasilan seseorang ditentukan oleh attitude (sikap).
Dia lalu enyampaikan hasil penelitian yang dilakukan di Amerika sekitar tahun 2019. Penelitian itu dilakukan terhadap 733 orang-orang top di dunia yang ada di Amerika. Mereka diteliiti dengan mengggunakan 100 indikator kesuksesan.
“Ternyata hasil riset itu menunjukkan bahwa mereka bisa berhasil bukan karena memiliki IQ yang tingggi. Mereka sukses bukan karena kuliah di Harvard University, di MIT atau yang sejenisnya,” ungkapnya.
Nilai Tinggi Bukan Segala-galanya.
Hidayatullah memaparkan, mereka yang berhasil bukan karena ketika kuliah dan sekolah memiliki indeks prestasi kumulatif (IPK) yang luar biasa. Tetapi justru, hasil riset ini menunjukkan kebalikannya.
Hasil penelitian itu menempatkan derajat IQ pada peringkat ke-21. Sementara kesempatan mereka kuliah di kampus-kampus hebat itu berada pada tingkat ke-23. Dan mereka yang mempunya IPK dan hasil ujian berada di peringkat ke-30.
Dari hasil ini peneletian ini, dia menyimpulkan, keberhasilan seseorang, bukan ditentukan IQ, pengalaman sekolah di sekolah ternama, atau IPK 4,00.
“Justru saya baca di riset itu, nomor satu sampai lima adalah berkaitan dengan afektif atau attitude,” paparnya.
Lima Faktor Keberhasilan Seseorang
Hidayatullah kemudian mengurutkan sikap seseorang yang menentukan keberhasilannya di masa depan. Yaitu, di urutan pertama adalah kejujuran. Kedua disiplin yang tinggi. Ketiga kemampuan bergaul dengan siapa saja di dunia. Keempat adalah dukungan dari pendamping. Dan kelima, kerja keras.
“Nah kalau kita baca ini, maka sesungguhnya modal yang perlu dimiliki
anak-anak kita—di samping modal-modal dalam ukuran yang standar,
seperti IQ dan kemampuan akademik yang cukup—tapi justru paling
menentukan dalam riset adalah persoalan kejujuran, persoalan
kedisiplinan, persoalan kerja keras, persoalan kemampuan berkomuniukasi
atau networking membangun jejaring,” terangnya.
Itulah, sambung dia, yang menentukan orang-orang top di dunia ini berhasil membawa dirinya dan mempunyai pengaruh di dunia.