Iklan

Saturday, 28 April 2012

Merencanakan Ekonomi cara Robert T Kiyosaki

Merencanakan Ekonomi cara Robert T Kiyosaki

06:13
Pada tahun 1985, Robert T. Kiyosaki dan Kim, istrinya, tidak mempunyai tempat tinggal. Mereka tak punya pekerjaan dan hanya punya sedikit sisa tabungan. Kartu kredit mereka sudah melampaui batas pengambilan, dan mereka hidup di dalam sebuah Toyota cokelat usang dengan kursi reclining yang berfungsi sebagai tempat tidur. Kadang-kadang mereka melakukan pekerjaan serabutan dan mendapat beberapa dolar di sana sini. Pada saat itu mereka diliputi keraguan yang dalam. Gagasan sebuah pekerjaan yang aman dan menjamin dengan slip gaji bulanan terasa sangat menggoda. Tapi karena keamanan kerja bukanlah yang mereka cari, mereka terus berjuang. Hidup dari hari ke hari, di tepi jurang kehancuran finansial.

Tahun itu, 1985, adalah tahun terburuk dalam hidup mereka, sekaligus yang terpanjang. Siapa pun yang mengatakan bahwa uang tidak penting sudah jelas tak pernah merasakan tidak punya uang dalam waktu lama. Mereka tahu, mereka selalu bisa mendapatkan pekerjaan bergaji tinggi yang aman dan menjamin. Mereka sama-sama lulusan perguruan tinggi dengan ketrampilan bekerja yang bagus dan etos kerja yang kuat. Tapi mereka tidak mencari keamanan pekerjaan. Mereka mencari kebebasan finansial.

Pada tahun 1989 mereka sudah menjadi jutawan. Meskipun tampak berhasil secara finansial di mata orang-orang, saat itu mereka tetap belum mencapai impian mereka. Mereka belum meraih kebebasan finansial yang sejati. Masih diperlukan waktu sampai tahun 1994. Saat itulah mereka sudah tidak perlu lagi bekerja seumur hidup mereka. Mereka berdua sudah memperoleh kebebasan finansial. Robert berumur 47, Kim 37.

Sering sekali kita mendengar orang berkata, “Dibutuhkan uang untuk menghasilkan uang.”

Robert tidak sependapat. Dari kondisi tuna wisma di tahun 1985 hingga menjadi jutawan di tahun 1989 dan kemudian mencapai kebebasan finansial di tahun 1994, mereka tidak membutuhkan uang. Mereka tidak mempunyai uang ketika memulainya, bahkan mereka memiliki utang.

Juga tidak dibutuhkan pendidikan formal yang tinggi. Robert punya ijazah perguruan tinggi, dan sejujurnya ia mengatakan bahwa mencapai kebebasan finansial tidak ada hubungannya dengan apa yang dipelajari di perguruan tinggi. Banyak orang sukses meninggalkan bangku sekolah tanpa memperoleh ijazah perguruan tinggi. Orang-orang seperti Thomas Edison, pendiri General Electric; Henry Ford, pendiri Ford Motor Co.; Bill Gates, pendiri Microsoft; Ted Turner, pendiri CNN; Michael Dell, pendiri Dell Computers; Steve Jobs, pendiri Apple Computer; dan Ralp Lauren, pendiri Polo. Pendidikan perguruan tinggi penting untuk profesi tradisional, tapi tidak bagi cara orang-orang ini mendapatkan kekayaan besar. Mereka mengembangkan bisnis mereka sendiri yang berhasil. Dan itulah yang dulu diupayakan Robert dan Kim dengan susah payah.

Jadi, apa yang dibutuhkan?

Mind Your Business with Financial Intelligence

Apakah Anda selama ini bekerja keras dan membuat orang lain kaya? Sejak kecil kebanyakan orang diprogram untuk mengurus bisnis orang lain dan membuat orang lain kaya. Hal ini diawali tanpa sadar dengan kata-kata nasihat sebagai berikut:

1.“Kau harus bersekolah dan mendapat nilai bagus supaya bisa mempunyai pekerjaan yang aman dan menjamin dengan gaji tinggi serta tunjangan yang bagus.”
2.“Kau harus bekerja keras supaya bisa membeli rumah impianmu, karena rumahmu adalah aset dan investasimu yang paling berharga.”
3. “Hipotek menguntungkan kita karena pemerintah memberikan pemotongan pajak untuk pembayaran bunganya.”
4.“Beli sekarang, bayar belakangan,” atau “Uang muka kecil, angsuran bulanan ringan,” atau “Silakan masuk dan menabung.”

Orang yang begitu saja mengikuti kata-kata nasihat itu sering menjadi:

1.Pegawai, membuat atasan dan pemilik perusahaan kaya.
2. Debitor, membuat bank dan kreditor kaya.
3. Pembayar pajak, membuat pemerintah kaya.
4. Konsumen, membuat banyak bisnis lain kaya.

Bukannya mencari jalur cepat finansial mereka sendiri, mereka membantu orang lain menemukan jalur cepat finansial mereka. Bukannya mengurus bisnis mereka sendiri, mereka bekerja keras seumur hidup mengurus bisnis orang lain.

CASHFLOW Quadrant

Menurut Robert Kiyosaki dalam bukunya “CASHFLOW Quadrant”, ada empat kuadran yang mungkin menjadi sumber penghasilan seseorang.
Diagram ini adalah CASHFLOW Quadrant.

Huruf dalam masing-masing kuadran mewakili:

E untuk employee (pegawai)
S untuk self-employed (pekerja lepas)
B untuk business owner (pemilik usaha)
I untuk investor (penanam modal)

CASHFLOW Quadrant mewakili berbagai metode yang berlainan untuk mendapatkan uang atau penghasilan. Sebagai contoh, seorang “E” mendapat uang dengan bekerja untuk orang lain atau perusahaan. Orang-orang “S” mendapat uang dengan bekerja untuk diri sendiri. Seorang “B” memiliki usaha yang menghasilkan uang, dan “I” mendapatkan uangnya dari berbagai investasi mereka – dengan kata lain, uang menghasilkan uang yang lebih banyak.

Seorang “E” (pegawai) bisa merupakan presiden direktur perusahaan atau tukang sapu perusahaan. Yang terpenting bukanlah apa yang mereka lakukan, tapi perjanjian mengikat yang mereka miliki dengan orang atau organisasi yang mempekerjakan mereka.

Dalam kelompok “S” (pekerja lepas) kita menemukan “profesional” berpendidikan tinggi yang menghabiskan waktu bertahun-tahun di bangku sekolah, seperti misalnya dokter, pengacara, dan akuntan. Juga dalam kelompok ini terdapat orang-orang yang mengambil jalur pendidikan di luar, atau di samping, aliran tradisional. Kelompok ini meliputi wiraniaga dan pemilik bisnis kecil seperti pemilik toko eceran, pemilik restoran, kontraktor, konsultan, ahli terapi, agen perjalanan, montir mobil, tukang ledeng, tukang kayu, pengkhotbah, tukang listrik, penata rambut, dan artis.

Seorang “B” nyaris merupakan lawan dari “S.” Mereka senang mengitari diri mereka dengan orang-orang pandai dari keempat kategori. Tidak seperti “S” yang tak suka mendelegasikan pekerjaan (karena menganggap tidak ada yang bisa melakukannya dengan lebih baik), seorang “B” sejati suka mendelegasikan pekerjaan.

Perbedaan utama antara “S” dan “B” adalah, seorang “S” memiliki sebuah pekerjaan sedangkan seorang “B” memiliki sebuah sistem dan kemudian menyewa orang-orang yang berkompeten untuk menjalankan sistem itu. Atau dengan cara lain bisa dikatakan, dalam banyak kasus “S” adalah sistemnya. Itu sebabnya mereka tidak bisa pergi meninggalkan bisnisnya untuk waktu yang lama.

Sebaliknya, mereka yang merupakan “B” sejati bisa meninggalkan usaha mereka selama satu tahun atau lebih, dan pada saat kembali menemukan bisnis mereka lebih menguntungkan serta berjalan lebih baik dibanding ketika mereka tinggalkan. Dalam bisnis jenis “S” murni, jika sang “S” pergi selama satu tahun atau lebih, kemungkinan besar takkan ada bisnis yang tersisa ketika mereka kembali.

Pemilik bisnis “B” bisa berlibur selamanya karena mereka memiliki sebuah sistem, bukan sebuah pekerjaan. Jika “B” sedang berlibur, uangnya masih mengalir masuk. Sangat banyak orang yang bisa membuat burger lebih enak dari McDonald’s, tapi hanya McDonald’s yang mempunyai sistem yang telah menyajikan miliaran burger. Bill Gates dari Microsoft tidak membuat produk hebat. Ia membeli produk orang lain dan membangun sistem global yang canggih di sekitarnya.

“I” (investor) membuat uang dengan uang. Mereka tak perlu bekerja karena uang mereka bekerja untuk mereka. Kuadran “I” adalah arena bermain golongan kaya. Di kuadran manapun orang menghasilkan uang, jika berharap suatu hari akan kaya, mereka pada akhirnya harus memasuki kuadran “I”. Di dalam kuadran “I” inilah uang diubah menjadi kekayaan.

Itulah CASHFLOW Quadrant, yang sebenarnya hanya memaparkan perbedaan tentang cara memproleh penghasilan, entah itu sebagai “E” (pegawai), “S” (pekerja lepas), “B” (pemilik usaha), atau “I” (penanam modal).

Perbedaan pokok keempat kuadran itu terangkum di bawah ini:

E : Anda adalah pegawai yang bekerja untuk orang lain atau perusahaan.

S : Anda memiliki pekerjaan dan Anda terikat dengan pekerjaan itu.

B : Anda memiliki sistem dan orang lain bekerja untuk Anda.

I : Uang bekerja untuk Anda.
MEMILIH KUADRAN ANDA

Sebagian besar dari kita pernah mendengar bahwa rahasia memperoleh kekayaan besar adalah:

1. OPT – Other People’s Time (Waktu Orang Lain).
2.OPM – Other People’s Money (Uang Orang Lain).

OPT dan OPM ditemukan di sisi kanan Quadrant. Kebanyakan orang yang bekerja di sisi kiri Quadrant adalah OP (Other People) yang waktu dan uangnya dipergunakan oleh mereka yang berada di sisi kanan Quadrant. Di sisi kiri, para “E” dan “S” mungkin memiliki keamanan pekerjaan. Tapi, hanya dengan menjadi “B” atau “I” di sisi kanan Quadrant-lah Anda akan meraih kemanan dan kemudian kebebasan finansial.


Dengan memilih bisnis jenis “B”, bukannya bisnis jenis “S”, Anda akan memperoleh keuntungan jangka panjang menggunakan “waktu orang lain”. Salah satu kelemahan menjadi “S” yang berhasil adalah: keberhasilan itu berarti harus bekerja lebih keras. Dengan kata lain, pekerjaan yang bagus menghasilkan kerja yang lebih keras dan jam kerja yang lebih panjang.

Dalam merancang bisnis di sisi kanan Quadrant, sukses berarti meningkatkan sistem dan melibatkan lebih banyak orang. Dengan kata lain, kita bekerja lebih sedikit, menghasilkan uang lebih banyak, dan menikmati lebih banyak waktu luang.

Di seluruh Quadrant dibutuhkan kecerdasan finansial. Jika ingin beroperasi di sisi kanan Quadrant, yaitu sisi “B” dan “I”, Anda harus lebih pandai daripada jika memilih diam di sisi kiri Quadrant sebagai “E” dan “S”. Untuk menjadi “B” atau “I”, Anda harus bisa mengendalikan ke arah mana cash flow Anda mengalir.

KEKAYAAN DAN CASH FLOW

Robert Kiyosaki mendefinisikan kekayaan sebagai: “Jumlah hari di mana Anda bisa bertahan tanpa bekerja secara fisik (atau tanpa siapa pun dalam keluarga Anda bekerja secara fisik) dan tetap mempertahankan tingkat kehidupan Anda.”

Sebagai contoh: Jika pengeluaran Anda adalah Rp. 1.000.000,- per bulan, dan jika Anda memiliki tabungan sebesar Rp. 3.000.000,- maka kekayaan Anda adalah sekitar 3 bulan atau 90 hari. Kekayaan diukur dalam satuan waktu, bukan uang.

Jadi, yang penting bukanlah terutama tentang berapa banyak uang yang Anda hasilkan, tapi lebih mengenai berapa banyak uang yang Anda simpan, seberapa keras uang itu bekerja untuk Anda, dan berapa banyak generasi yang bisa Anda hidupi dengan uang itu. Itulah yang disebut kecerdasan finansial.

Beberapa tahun lalu, sebuah artikel menuliskan bahwa sebagian besar orang kaya menerima 70% penghasilan mereka dari investasi, atau dari kuadran “I”, dan kurang dari 30%-nya dari gaji, atau dari kuadran “E”. Dan jika bekerja sebagai “E”, maka kemungkinan besar mereka adalah pegawai perusahaan mereka sendiri.

Bagi kebanyakan orang lain, yaitu golongan miskin dan kelas menengah, setidaknya 80% penghasilan mereka berasal dari gaji di kuadran “E” atau “S” dan kurang dari 20% berasal dari investasi, atau dari kuadran “I”.

Banyak orang percaya bahwa hanya dengan menghasilkan lebih banyak uang, masalah finansial mereka akan selesai. Tapi, dalam banyak kasus, hal ini malah hanya menimbulkan masalah keuangan yang lebih besar. Alasan utama orang mempunyai masalah keuangan adalah karena mereka tidak pernah mendapat pelajaran tentang pengelolaan cash flow. Tanpa latihan ini mereka akhirnya mendapat masalah keuangan, lalu mereka bekerja lebih keras dengan keyakinan bahwa lebih banyak uang akan memecahkan masalah mereka.

Jadi, jika Anda ingin mengurus bisnis Anda sendiri, langkah berikut sebagai CEO bisnis hidup Anda adalah mengendalikan cash flow Anda. Jika Anda tidak melakukannya, menghasilkan lebih banyak uang takkan membuat Anda bertambah kaya… bahkan, lebih banyak uang membuat sebagian besar orang semakin miskin karena mereka sering pergi membelanjakannya dan semakin dalam terbenam utang setiap kali mendapat kenaikan gaji.

Seperti dinyatakan oleh Robert Kiyosaki dalam bukunya “Rich Dad Poor Dad,” ada tiga pola cash flow dasar. Satu untuk kelompok miskin, satu untuk kelompok kelas menengah, dan satu untuk kelompok kaya. Inilah pola cash flow untuk kelompok miskin:


Dan ini adalah pola cash flow kelas menengah:
Pola cash flow ini dianggap “normal” dan “inteligent” oleh masyarakat kita. Karena orang-orang yang mempunyai pola ini kemungkinan memiliki pekerjaan dengan bayaran tinggi, rumah bagus, mobil, dan kartu kredit.

Inilah yang disebut “impian kelas pekerja.”

Mempunyai pola cash flow kelas menengah memang normal di Era Industri, tapi hal itu bisa berbahaya di Era Informasi. Seiring dengan berkembangnya kecerdasan finansial, banyak orang yang mulai menyadari kesulitan finansial yang sedang mereka alami, meskipun masyarakat menganggap mereka “normal secara finansial.”

Ketika pemahaman itu timbul, Anda harus mulai berpikir seperti orang kaya dan bukannya seperti pekerja keras kelas menengah. Dengan mengubah pola berpikir Anda seperti pola berpikir kelompok kaya, Anda akan mulai mencari pola cash flow seperti ini:nilah pola pemikiran mental yang diajarkan oleh Robert Kiyosaki.

Ia tidak menyarankan Anda menjadi kecanduan pekerjaan dengan bayaran tinggi, tapi agar Anda mengembangkan pola pemikiran yang hanya terpusat pada aset dan pemasukan dalam bentuk capital gain, deviden, pemasukan uang sewa, pemasukan residual bisnis, dan royalti atau passive income.

Bagi Anda yang ingin berhasil di Era Informasi, semakin cepat mulai mengembangkan kecerdasan finansial serta emosional untuk berpikir dalam pola ini, semakin cepat Anda akan merasa lebih aman secara finansial dan menemukan kebebasan finansial. Dalam dunia di mana terdapat semakin sedikit keamanan pekerjaan, pola cash flow ini terasa lebih masuk akal. Dan untuk mencapai pola ini Anda perlu melihat dunia dari sisi “B” dan “I”, tidak hanya dari kuadran “E” dan “S” saja.

Di Era Informasi, gagasan kerja keras tidak mempunya arti yang sama dengan Era Agraria dan Era Industri. Di Era Informasi, orang yang bekerja fisik paling keras akan dibayar paling sedikit. Jadi, ungkapan “pakai otak, jangan pakai otot” maksudnya bukan memakai otak di kuadran “E” dan “S”. Yang dimaksud adalah memakai otak di kuadran “B” dan “I”. Itulah pola berpikir Era Informasi, yang membuat kecerdasan finansial dan emosional sangat penting saat ini seperti halnya di masa depan.

Selanjutnya...... BERSAMBUNG......

Friday, 27 April 2012

Usaha Instan dengan Waralaba

Usaha Instan dengan Waralaba

04:10

Anda pernah minum kopi instan? Tanpa menambah gula atau susu, tinggal seduh, secangkir kopi siap diminum.

Begitupun dengan usaha. Mirip dengan kopi instan, usaha instan adalah usaha yang tinggal Anda menjalankan saja, tak perlu punya pengetahuan bisnis yang rumit seperti pemasaran, promosi, stok barang dan sebagainya. Semua telah disediakan dalam satu paket yang bisa dibeli dengan harga tertentu. Usaha jenis ini disebut dengan usaha dengan sistem franchise atau waralaba.

Usaha instan sangat praktis, karena kita tidak perlu ribet seperti membuka usaha yang betul-betul dari nol. Seorang teman saya yang berniat membuka usaha pencucian mobil misalnya, harus mempersiapkan banyak hal sendirian, mulai dari lokasi, peralatan, tenaga kerja, serta melakukan promosi agar dikenal oleh masyarakat.

Belum lagi setumpuk persiapan lainnya. Wah, kalau dibuat daftarnya, ada lebih dari 20 jenis pekerjaan yang harus ia lakukan dalam membuka usaha. Cukup banyak dan - percayalah - sangat memusingkan.

Dengan sistem waralaba, urusan jadi mudah. Anda bisa punya usaha tanpa harus dibingungkan dengan masalah teknis usaha mulai dari pembukaan sampai dengan menjalankannya. Sebab beberapa franchisor atau pemilik awal dari usaha tersebut akan memberikan kiat-kiat mulai dari memulai usaha, menjalankannya serta mempromosikannya. Bahkan Anda bisa menggunakan nama usaha tersebut yang - seringkali - sudah sangat terkenal.

Ada uang, ada barang 
Sekilas, membuka usaha dengan sistem waralaba terlihat mudah, ya. Tinggal siapkan uang, usaha Anda sudah jadi dan Anda tidak perlu coba-coba menjalankannya. Bahkan, untuk Anda yang belum pernah buka usaha pun, waralaba memungkinkan Anda untuk tetap memiliki usaha karena beberapa franchisor memberikan juga bimbingan kepada sang pemilik dan bantuan operasional sebelum Anda siap memulainya sendiri.

Tapi seperti kata pepatah, ada harga ada barang. Salah satu konsekuensi dari membuka usaha dengan sistem franchise adalah bahwa Anda perlu menyediakan dana yang - buat sebagian orang - cukup besar untuk bisa mengambil franchise. Harga tersebut berkisar dari Rp 3 juta sampai dengan tidak terbatas, bahkan miliaran. Nah seperti saya utarakan di atas, tentunya fasilitas yang diberikan oleh franchisor seharga miliaran biasanya sih jauh lebih bagus dari yang Rp 3 juta.

Selain itu, seperti dikutip dari Nova, usaha dengan sistem waralaba biasanya tidak membolehkan Anda untuk berinovasi dengan menjalankan hal-hal di luar yang sudah disarankan. Misalnya, kalau franchisor bilang bahwa usaha tersebut harus memasang plang yang lokasinya di sini atau di situ, maka Anda harus nurut. Kalau Anda memasang plang di luar dari apa yang sudah diharuskan, bisa kena sangsi (seperti peringatan atau pencabutan izin franchise-nya). Ya, karena Anda membuka usaha yang merknya biasanya sudah dikenal masyarakat, jadi wajar kalau mereka tidak ingin image usahanya berubah hanya karena Anda sebagai salah satu pengambil waralabanya menjalankan sistem pemasaran yang berbeda. Jadi, untuk Anda yang ingin berinovasi sambil menjalankan usaha, waralaba bukan tempatnya. Anda tidak bisa bebas berimprovisasi, bahkan beberapa franchisor sangat ketat tentang hal ini dimana sampai masalah jenis kertas tissue pun mereka yang tentukan.

Cocok tak cocok
Tak perlu bingung untuk memutuskan mengambil waralaba atau tidak. Kalau Anda memang mau usaha, sistem ini memang memberikan banyak kemudahan dan - harus diakui - risikonya cukup rendah dibandingkan dengan membuka usaha sendiri, walaupun ada juga beberapa kelemahannya.

Jadi kesimpulannya, usaha dengan sistem waralaba biasanya bagus untuk Anda yang:
1. Tidak pernah punya pengalaman usaha tapi ingin menjalankan usaha untuk yang pertama kalinya,
2. Tidak mau direpotkan dengan hal-hal yang berkaitan dengan operasional atau teknis dalam membuka usaha,
3. Tidak mau mengambil risiko terlalu tinggi,
4. Punya dana yang cukup.

Sebaliknya, sistem ini tidak cocok buat Anda yang :
1. Dananya tidak begitu besar,
2. Ingin mengembangkan usaha tapi sesuai dengan keinginan pribadinya,
3. Tidak mau didikte dan diatur orang lain,
4. Siap menerima risiko yang lebih besar.

Jadi mana yang Anda pilih? Jujur, sebetulnya tidak ada yang lebih baik atau lebih buruk. Sebab sebagus apapun sebuah sistem dibuat untuk menjalankan usaha, tapi kalau yang menjalankan usaha itu tidak mampu dan tidak serius, maka percuma saja. Jadi, kalau Anda ingin usaha, yang penting adalah keseriusan Anda dalam menjalankannya. Bukan begitu?

Thursday, 26 April 2012

10 Tips Meraih Dukungan Keluarga untuk Berwirausaha

10 Tips Meraih Dukungan Keluarga untuk Berwirausaha

22:35
Untuk menjadi enetrpreneur memang perlu dukungan dari seluruh keluarga, baik itu istri kalo sudah menikah juga dari orang tua kita. Kalau keluarga kita sudah memahami enterpreneurship tentu takan begitu susah memberi dukungan ke kita, karena faktanya entrepreneur sering tumbuh pada lingkungan keluargayang bermental entrepreneur tetapi saat entrepreneur tumbuh dari keluarga karyawan, pertentangan sering muncul.

Entrepreneur memahami bagaimana seluk beluk bekerja untuk diri sendiri dan mereka telah mengalaminya langsung. Namun bagi orang-orang yang hidup dan tumbuh dari gaji bulanan, entrepreneurship atau kewirausahaan sering dirasakan terlalu berisiko.

Pendapat mereka ada benarnya: Anda menggunakan uang Anda sendiri, meminjam dari pihak lain, dan bekerja sangat keras seperti kesetanan. Semuanya hanya supaya mraih sukses dan mencari nafkah dan membayar pengeluaran sehari-hari. Dan karena Anda masih muda, mungkin mereka berpikir Anda akan menjalani fase labil.

Tak peduli alasannya, yang terpenting ialah orang-orang yang Anda kasihi mungkin tidak memahami apa yang Anda coba lakukan. Sehingga kini tergantung pada Anda untuk membantu mereka memahami semuanya dalam sudut pandang Anda. Berikut ialah 10 cara untuk mengubah kekhawatiran mereka menjadi antusiasme terhadap ide bisnis Anda:

1.  Jelaskan rencana Anda.

Mereka mungkin membutuhkan lebih dari sekadar elevator pitch untuk memahami sepenuhnya apa yang Anda sedang perjuangkan. Itu berarti Anda harus lebih menyiapkan diri dalam menjelaskannya daripada saat bertemu dengan investor potensial bahkan. Jelaskan anggaran, tujuan strategis, pelanggan potensial, rencana pemasaran dan rencana lainnya yang sudah Anda buat yang akan menunjukkan bahwa Anda sudah memikirkan ide bisnis itu masak-masak.



2.  Tunjukkan mereka hasil survei Anda.

Anda tidak serta merta mendapatkan ide bisnis dari antah berantah. Tunjukkan pada keluarga artikel, statistik, demografi dan informasi pasar yang menegaskan adanya kebutuhan akan produk atau jasa yang Anda hasilkan dengan bisnis tersebut. Atau berikan informasi pendukung lainnya yang mendukung ide bisnis itu.

3.  Berikan contoh.

Mungkin mereka sudah mengetahui kisah-kisah gagal entrepreneur, jadi kini saatnya Anda tunjukkan kisah sukses entrepreneur. Bicarakan mengenai sosok-sosok yang mereka kenal dalam kehidupan sehari-hari, bukan membicarakan entrepreneur super sukses yang tak mereka kenali seperti Steve Jobs. Jika mungkin, ceritakanlah jenis bisnis yang serupa  dengan yang Anda tekuni sehingga mereka bisa dengan mudah menemukan benang merahnya.

4.  Hubungkanlah.

Sebagian orang tidak menganggap pemilik UKM sebagai entrepreneur tetapi dalam kenyataannya mereka mengambil risiko yang sama, bekerja lebih panjang membangun bisnisnya, berhemat dan berutang untuk membuat bisnisnya sukses. Keluarga Anda mungkin akan bisa lebih memahami alasan Anda berbisnis online, misalnya, dengan memberikan sekilas perbandingan dengan bisnis makanan yang sukses di sekitar lingkungan Anda.

5.  Libatkan keluarga.

Jika Anda meneliti kembali ide Anda dan meminta nasihat, mereka mungkin akan tertarik untuk menjelajahi segala kemungkinannya. Bisa jadi orang-orang yang Anda kasihi ini mampu memberikan sumbangan ide dari gaya logo, menemukan pasar yang menjanjikan untuk dibidik untuk produk Anda, dan sebagainya. Anda mungkin terkejut dengan saran-saran yang mereka berikan saat mereka Anda libatkan secara aktif.

6.  Tunjukkan rencana cadangan.

Terapkan dalam pikiran mereka agar tidak terkejut dengan memberikan rencana cadangan. Menyusun rencana cadangan tak hanya akan mengurangi risiko Anda, tetapi juga akan menunjukkan bahwa Anda menyadari kemungkinan kegagalan.



7.  Kesadaran pentingnya akunting.

Mungkin Anda tidak ingin berbagi seluruh anggaran dengan keluarga Anda. Namun, dengan menjelaskan sejumlah rencana keuangan Anda termasuk cara mengurangi investasi hingga laba mulai dihasilkan secara signifikan akan mengurangi kecemasan mereka bahwa Anda menggadaikan kehidupan Anda untuk impian yang belum sepenuhnya jelas. Anda mungkin melakukan kesalahan kelak tetapi Anda setidaknya bisa menunjukkan bahwa dana yang Anda miliki akan dibelanjakan dengan penuh kehati-hatian dan tanggung jawab penuh.

8.  Tunjukkan sukses kecil sebelum sukses besar.

Sukses kecil di awal misalnya mendapatkan klien pertama atau mendapatkan penjualan pertama akan menjadi sebuah bukti untuk meyakinkan keluarga bahwa pilihan Anda tidak salah. Tunjukkan sejumlah keberhasilan kecil daripada memberikan janji-janji muluk yang belum nyata.



9.  Minta lebih banyak dukungan.

Apakah paman Anda seorang wirausahawan? Apakah teman dekat ayah Anda memiliki bisnis yang lumayan besar? Minta bantuan mereka untuk mendiskusikan hal ini dengan anggota keluarga lainnya yang belum menyetujui pilihan Anda untuk berbisnis. Dengan demikian, Anda tak hanya akan berjuang sendirian. Mereka akan membantu Anda dengan cara yang mereka bisa pula.

10.  Biarkan apa adanya.

Bila keluarga Anda belum sepenuhnya memahami apa yang Anda lakukan dan belum yakin bahwa wirausaha adalah pilihan yang tepat, tak ada cara lain selain membiarkan hal itu demikian adanya. Namun Anda harus membuat keputusan sendiri. Dengarkan nasihat mereka, tetap cintai dan hormati mereka dengan tetap melakukan apa yang Anda telah yakini. Uang Anda, karir Anda tetap menjadi keputusan Anda. (YoungEntrepreneur.com/ *AP)

sumber : www.eciputra.com

Wednesday, 25 April 2012

Kapan Saatnya Kita Perlu Utang ?

Kapan Saatnya Kita Perlu Utang ?

16:45
"Pinjaman tunai tanpa jaminan hingga Rp 200 juta proses cepat, hubungi 081… …" demikian pesan singkat yang tertulis pada telepon genggam, sepintas pesan tersebut menarik, tapi sesungguhnya kita wajib hati-hati karena pinjaman adalah identik dengan utang maka sudah pasti utang tersebut haruslah dapat dikembalikan berikut dengan bunganya, ya berikut dengan bunganya dan sesuai dengan jangka waktu yang disepakatinya.

Lalu pertanyaan berikut adalah apakah utang tidak boleh saya ambil seumur hidup? Mana yang lebih baik kita berutang atau tunai alias cash? Lalu bagaimana jika kita berada dalam kondisi terdesak jeratan utang? Jika pada akhirnya kita memutuskan untuk berutang dan atau menambah utang bagaimana kirannya waktu yang paling tepat untuk di ambil?


Nah untuk menjawabnya marilah kita sepakati dulu bahwa konsep utang adalah pinjam meminjam, dengan demikian karena bersifat pinjaman maka sudah menjadi kewajiban bagi penerima pinjaman (debitur) untuk mengembalikan kepada pemberi pinjaman (kreditur) dan tentunya pengembalian tersebut harus sesuai dengan kesepakatan debitur dan kreditur.

Biasanya dalam kesepakatan tersebut ada faktor yang melekat didalamnya yaitu jangka waktu dan imbal hasil atau bunga utang. Utang sangat berbeda dengan investasi, dalam investasi kewajiban untuk memberikan imbal hasil investasi dapat naik atau turun dari ekspektasi sedang utang pada umumnya memiliki imbal hasil (bunga) yang tetap dalam kondisi apapun.

Dengan demikian utang memiliki konsep yang sangat ketat (mengembalikan dalam kondisi apapun) maka sudah menjadi kewajiban bahwa pengambilan utang haruslah memenuhi kaidah kerja produktif, konstruktif bukan konsumtif.


Jadi bagi calon debitur, jika ingin mengambil utang maka pertimbangkanlah masak-masak beberapa faktor berikut ini:
Penggunaan dana utang, ya pertimbangkan secara masak alokasi dana pinjaman tersebut, ada 3 (tiga) kemungkinan alokasi penggunaan dana pinjaman yakni:
1. Penggunaan produktif yaitu utang untuk modal investasi atau modal kerja;
2. Penggunaan konsumtif yaitu utang untuk membeli barang-barang yang dipakai tanpa ada aktifitas produktif dari barang tersebut;
3. Penggunaan konstruktif yaitu utang dipakai untuk membayar utang lama yang memiliki tingkat bunga dan cicilan yang tinggi dari utang yang baru, dalam hal ini debitur melakukan restrukturisasi yang bersifat konstruktif atas kewajiban pembayaran utang yang sedang berjalan.


Kemampuan bayar cicilan yakni besarnya tidak melebihi dari 35 persen dari penghasilan setiap bulannya, ini berarti sangat erat kaitannya dengan:
1. Jangka waktu pinjaman serta uang muka yang dibayar (jika ada);
2. Suku bunga utang.


Manajemen resiko atas utang tersebut, yakni jika debitur meninggal dunia maka utang tersebut harus sudah dilindungi dengan asuransi jiwa dengan uang pertanggungan minimal sama dengan jumlah utang tersebut.

Singkat kata calon debitur yang akan berhutang harus memperhatikan penggunaan dana dan kemampuan bayar, jika tidak pasti akan terjerumus dalam lubang utang yang lebih besar. Kedua hal tersebut haruslah dilakukan secara bersamaan bahkan sebelum utang diambil.

Namun adakalanya kita dalam posisi terdesak untuk membayar utang, misalkan kita dalam tekanan pihak debt collector dan kita menyadari bahwa faktor diatas tidak dapat kita penuhi, namun utang baru meskipun bunga lebih tinggi harus tetap harus diambil, pada posisi ini maka saran kami adalah TIDAK MENGAMBIL utang yang baru, namun bicarakan dengan pihak Bank untuk mendapatkan keringanan.

Jika pembicaraan dengan pihak Bank tidak menemukan hasil yang memuaskan maka alangkah baiknya sebagai langkah terakhir anda mulai mencari perlidungan secara hukum dengan cara menghubungi konsultan hukum. Karena sebesar apapun utang dapat dipailitkan secara hukum. Konsekuensi jika dipailitkan adalah anda tidak bisa untuk mengambil utang baru melalui bank selama minimal dalam 3 (tiga) tahun, hal ini disebabkan status utang anda di Bank Indonesia adalah menjadi 5 (lima) alias dalam kondisi macet total (pailit).

Dengan demikian dalam kondisi terdesak:  "Jangan mengambil utang baru dengan suku bunga lebih besar serta jangka waktu yang lebih singkat dari utang yang lama (dengan alasan apapun!), hal ini dapat tercermin dengan besarnya cicilan utang baru melebihi cicilan utang yang lama."

Demikian pembaca yang bijak, hal diatas menjadi acuan utama jika kita akan mengambil utang baik dalam kondisi normal maupun dalam kondisi terjepit atau terdesak.

Perlu diketahui apabila kita menggunakan utang untuk penggunaan produktif, maka utang tersebut sangat berpotensi untuk mempercepat pertumbuhan aset kita, dalam hal ini utang berfungsi sebagai pengungkit (leverage) dan akan berimbas pada pertumbuhan aset secara signifikan.

Jadi mana yang lebih baik kita menggunakan dana tunai atau dengan berutang?, jawabannya adalah jika utang tersebut kita yakini merupakan utang yang produktif maka silahkan anda berutang, namun uang tunai atau cash tersebut kita wajib dialokasikan pada instrumen investasi yang aman misalkan reksa dana pendapatan tetap atau dapat dikombinasikan dengan emas. Fungsi alokasi investasi ini adalah selain untuk lindung nilai juga berfungsi sebagai pengurang beban utang secara akumulasi.

Demikian pembaca anda tidak perlu takut untuk berutang asalkan penggunaan utang adalah secara produktif dengan syarat anda benar-benar menghitung penggunaan dana dan kemampuan bayar anda secara matang.

Sumber:  Kompas.Com
Tips Mengelola Keuangan Usaha

Tips Mengelola Keuangan Usaha

16:38
Seorang teman pernah mengeluh penghasilan dari usahanya selalu habis sebelum ditabung. Kalau pun ada yang bisa ditabung, jumlahnya hanya sedikit. Padahal, proyek yang ia terima cukup banyak. Seharusnya, usahanya bisa berjalan lancar dan hidupnya bisa senang meski sedang tidak ada order. Namun, yang terjadi justru sebaliknya.

Hal ini mungkin pernah dialami oleh sebagian orang yang mengawali dunia usaha. Apalagi, jika usaha tergolong jenis usaha keluarga. Pada awal usaha, saat mendapat proyek, uang selalu saja habis untuk menghidupi keluarga. Istilahnya, saat sudah senang, lupa segalanya. Lupa harus bayar listrik, telepon, internet, transportasi, dan sebagainya.

Dan satu hal yang selalu terlupakan adalah mencatat semua kegiatan dan transaksi. Tak banyak usaha kecil yang melakukannya. Padahal, pencatatan adalah langkah dasar penting yang harus dilakukan untuk memajukan usaha. Lalu, bagaimana mengatur keuangan usaha yang baik?

1. Tentukan Porsi Keuangan
Cara paling mudah untuk mengatur keuangan usaha adalah dengan menyepakati sejak awal berapa porsi uang yang akan digunakan sesuai lalu lintas uang yang dibutuhkan. Misalnya, berapa jumlah uang yang akan digunakan untuk membayar gaji, operasional perusahaan, serta berapa keuntungan yang akan digunakan mengembangkan usaha dan untuk ditabung.

Untuk langkah awal, Anda bisa mencoba membagi porsi 30:30:30:10. Porsi 30 persen untuk gaji, 30 persen lagi untuk operasional perusahaan, seperti sewa kantor, biaya listrik, telepon, fax, transportasi, dan lain sebagainya. Lalu 30 persen lainnya untuk mengembangkan usaha, dan sisa 10 persen untuk tabungan pribadi.

Jadi, misalnya pemasukan sebesar Rp 20 juta, Rp 6 juta (30 persen) langsung dipotong di awal untuk disishkan sebagai gaji, Rp 6 juta untuk biaya operasional, Rp 6 juta untuk biaya pengembangan usaha, dan Rp 2 juta untuk tabungan pribadi.

Pola pembagian dengan struktur jumlah persentase ini tidak mutlak. Anda boleh menentukan sendiri. Yang perlu diperhatikan adalah kedisiplinan dalam membagi berdasar nilai yang sudah disepakati di awal. Dengan cara ini, Anda akan lebih mudah mengatur keuangan usaha.

2. Pisahkan Rekening Pribadi dan Usaha
Setelah porsi ditentukan, langkah berikutnya lakukan pencatatan keuangan usaha. Memang jika usaha masih kecil, kita cenderung sering menyamakan antara uang yang diterima dalam usaha dan uang untuk kepentingan pribadi. Bahkan kita biasanya menyimpan uang itu dalam satu nomor rekening.

Padahal, jika keuangan usaha dan keuangan pribadi digabung, Anda akan kesulitan dalam melakukan monitoring pendapatan atau pun pengeluaran yang telah dilakukan. Dengan melakukan pemisahan pencatatan antara keuangan usaha dengan keuangan pribadi, maka akan lebih mudah untuk membedakan antara arus dana dari usaha dengan penggunaan uang untuk kepentingan pribadi.

Di samping itu, pemisahan pencatatan juga dapat memberikan informasi lebih jelas tentang keadaan finansial dari usaha yang sedang dijalankan. Apalagi saat ini sejumlah bank sudah menyediakan produk layanan yang dapat mendukung pencatatan keuangan usaha Anda. Di antaranya, produk Taplus Bisnis dari Bank BNI dan Tabungan SiAga Bukopin Bisnis dari Bank Bukopin.

3. Jangan Mudah Tergoda
Inilah poin yang utama sebagai bentuk usaha mendisiplinkan diri. Dan, memang kunci utama mengatur keuangan usaha adalah disiplin dalam mematuhi porsi persentase yang kita atur untuk keuangan usaha dan pribadi.

Godaan biasanya sering datang saat sedang banyak order. Barang-barang tadinya belum terlalu penting jadi seperti "minta dibeli". Ada kalanya, saat uang masuk dalam jumlah besar, tiba-tiba kita merasa butuh ini dan itu. Salah satunya, membeli baju dengan alasan agar terlihat lebih pantas saat bertemu klien.

Memang tidak ada salahnya memenuhi keinginan itu. Namun dengan catatan, Anda mesti bisa membedakan kebutuhan dan keinginan. Sebelum membeli sesuatu dengan alasan usaha, tanyakan dulu, apakah itu merupakan kebutuhan mendesak atau keinginan yang bisa ditunda. Nah, jawaban ini yang akan membantu Anda menentukan ke mana uang bisa digunakan.

Bila memungkinkan dan punya cukup dana, Anda bisa menggunakan software akuntansi untuk pencatatan keuangan usaha. Dengan software ini, pencatatan keuangan bisa dilakukan lebih profesional dan rapi. Dengan begitu, Anda juga tidak memiliki celah untuk seenaknya mengambil uang usaha untuk kebutuhan pribadi.

sumber: (source kompas.com)

Legitnya Laba Es Cendol

16:33
Beberapa waktu lalu, cendol masuk dalam daftar minuman terlezat di dunia menurut hasil survei terbaru yang digelar CNN di situs jejaring sosial. Di antara 50 minuman segar asal belahan dunia lain, cendol yang sering dianggap dessert atau hidangan pencuci mulut menempati urutan ke-45. Disajikan dalam mangkuk dengan aneka macam topping, es cendol menjadi pelepas dahaga favorit bagi wisatawan domestik atau internasional yang sedang mengunjungi Pantai Kuta.

Berdasarkan hasil survei itu, sepantasnya lah es cendol dilirik sebagai peluang usaha. Meski bisnis minuman khas dari daerah Jawa Barat ini bukan bisnis baru yang kini tentunya sarat akan persaingan, tapi masih memiliki potensi untuk dikembangkan.

Persaingan ketat yang mewarnai bisnis ini baiknya ditanggapi sebagai sebuah tantangan bagi pelaku usaha untuk menciptakan inovasi yang mampu menghasilkan produk yang benar-benar merajai pasar. Lalu bagaimana dengan laba penjualan es cendol ini? Apakah selegit rasanya?

Nurul Huda adalah satu di antara sekian banyak pebisnis es cendol yang mampu meraih sukses. Pengusaha kuliner yang mengaku hanya lulusan SD ini mulai menjajakan es cendol secara keliling dengan gerobak. Modalnya kala itu hanya Rp320 ribu. Kerja keras, keuletan dan keinginannya untuk terus belajar membuat pria sederhana ini sukses mengembangkan bisnisnya dengan sistem kemitraan. Brand Es Cendol Gading miliknya kini berjumlah 500 gerai yang tersebar di seluruh Indonesia.

Seperti bisnis kuliner lainnya, menjajakan es cendol juga harus memperhatikan hal berikut :

  • Lokasi strategis

  • Penggunaan bahan alami dan berkualitas

  • Mempertahankan keaslian cita rasa (sebagai makanan khas sebuah daerah)

  • Inovasi



Perluasan pemasaran bisa dilakukan dengan :

  • Membuka cabang

  • Menawarkan sistem kemitraan atau waralaba

  • Menjadi supplier untuk rumah makan atau resto

Sunday, 22 April 2012

Budidaya Tanaman Sawo

17:07
Sawo yang disebut neesbery atau sapodilas adalah tanaman buah berupa yang berasal dari Guatemala (Amerika Tengah), Mexico dan Hindia Barat. Namun di Indonesia, tanaman sawo telah lama dikenal dan banyak ditanam mulai dari dataran rendah sampai tempat dengan ketinggian 1200 m dpl, seperti di Jawa dan Madura.

Kerabat dekat sawo dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu:

Sawo Liar atau Sawo Hutan : Kerabat dekat sawo liar antara lain: sawo kecik dan sawo tanjung. Sawo kecik atau sawo jawa (Manilkara kauki L. Dubard.) Sawo kecik dimanfaatkan sebagai tanaman hias atau tanaman peneduh halaman. Tinggi pohon mencapai 15 – 20 meter, merimbun dan tahan kekeringan. Kayu pohonnya sangat bagus untuk dibuat ukiran dan harganya mahal. Sawo tanjung (Minusops elingi) memiliki buah kecil-kecil berwarna kuning keungu-unguan, jarang dimakan, sering digunakan sebagai tanaman hias, atau tanaman pelindung di pinggir-pinggir jalan.

Sawo Budidaya : Berdasarkan bentuk buahnya, sawo budidaya dibedakan atas dua jenis, yaitu:
Sawo Manilas : Buah sawo manila berbentuk lonjong, daging buahnya tebal, banyak mengandung air dan rasanya manis. Termasuk dalam kelompok sawo manila antara lain adalah: sawo kulon, sawo betawi, sawo karat, sawo malaysia, sawo maja dan sawo alkesa.
Sawo Apel : Sawo apel dicirikan oleh buahnya yang berbentuk bulat atau bulat telur mirip buah apel, berukuran kecil sampai agak besar, dan bergetah banyak. Termasuk dalam kelompok sawo apel adalah: sawo apel kelapa, sawo apel lilin dan sawoDuren

MANFAAT TANAMAN SAWO

Manfaat tanaman sawo adalah sebagai makanan buah segar atau bahan makan olahan seperti es krim, selai, sirup atau difermentasi menjadi anggur atau cuka. Selain itu, manfaat lain tanaman sawo dalam kehidupan manusia adalah:

Tanaman penghijauan di lahan-lahan kering dan kritis.
Tanaman hias dalam pot dan apotik hidup bagi keluarga;
Tanaman penghasil buah yang bergizi tinggi; dan dapat dijual di dalam dan luar negeri yang merupakan sumber pendapatan ekonomi bagi keluarga dan negara;
Tanaman penghasil getah untuk bahan baku industri permen karet;
Tanaman penghasil kayu yang sangat bagus untuk pembuatan perabotan rumah tangga.

SENTRA PENANAMAN

Pengembangan budidaya sawo sudah meluas hampir di seluruh Indonesia. Pada tahun 1990 areal penanaman sawo terdapat di 22 propinsi, kecuali N.T.T, Maluku, Irian Jaya, dan Timor Timur. Provinsi yang termasuk katagori lima besar sentra produsen sawo pada tahun 1993 adalah Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, D.I. Yogyakarta, dan Kalimantan Barat. Produksi dan perdagangan mancanegara sawo manila sangat populer di Asia Tenggara. Data statistik menunjukkan bahwa wilayah Asia Tenggara merupakan produsen utama buah sawo manila ini. Pada tahun 1987, Thailand menghasilkan 53.650 ton dari jumlah 18.950 ha, Filipina menghasilkan 11.900 ton dari lahan 4.780 ha, dan Semenanjung Malaysia menghasilkan 15.000 ton dari lahan 1.000 ha.

SYARAT TUMBUH

1. Iklim

Tanaman ini optimal dibudidayakan pada daerah yang beriklim basah sampai kering.
Curah hujan yang dikehendaki yaitu 12 bulan basah atau 10 bulan basah dengan 2 bulan kering atau 9 bulan basah dengan 3 bulan kering atau 7 bulan basah dengan 5 bulan kering dan 5 bulan basah dengan 7 bulan kering atau membutuhkan curah hujan 2.000 sampai 3.000 mm/tahun.
Tanaman sawo dapat berkembang baik dengan cukup mendapat sinar matahari namun toleran terhadap keadaan teduh (naungan).
Tanaman sawo tetap dapat berkembang baik pada suhu antara 22-32 derajat C.

2. Media Tanam

Jenis tanah yang paling baik untuk tanaman sawo adalah tanah lempung berpasir (latosol) yang subur, gembur, banyak bahan organik, aerasi dan drainase baik. Tetapi hampir semua jenis tanah yang diginakan untuk pertanian cocok untuk ditanami sawo, seperti jenis tanah andosol (daerah vulkan), alluvial loams (daerah aliran sungai), dan loamy soils (tanah berlempung).
Derajat keasaman tanah (pH tanah) yang cocok untuk perkembangan tanaman sawo adalah antara 6–7.
Kedalaman air tanah yang cocok untuk perkembangan tanaman sawo, yaitu antara 50 cm sampai 200 cm.

3. Ketinggian Tempat

Tanaman sawo dapat hidup baik di dataran rendah maupun dataran tinggi sampai dengan ketinggian 1.200 m dpl. Tetapi ada daerah-daerah yang cocok sehingga tanaman sawo dapat berkembang dan berproduksi dengan baik, yaitu dari dataran rendah sampai dengan ketinggian 700 m dpl.

PEDOMAN BUDIDAYA

1. Pembibitan

Persyaratan Bibit : Saat ini tanaman sawo sudah dapat dikembangkan dalam dua tempat, yaitu di kebun dan di dalam pot. Bibit yang dipilih sebaiknya bibit yang berasal dari cangkok atau sambung, sebab bibit yang berasal dari biji lambat dalam menghasilkan buah. Bibit dipilih yang sehat dengan daun yang kelihatan hijau segar dan mengembang sempurna serta bebas hama dan penyakit. Bibit dari cangkok dipilih yang memiliki cabang atau ranting yang bagus dan sehat.
Penyiapan Bibit : Untuk memperoleh bibit tanaman sawo ada beberapa cara, misalnya dari biji, sambung, dan cangkok.
Pembenihan biji : Perbanyakan tanaman sawo secara generatif dengan biji memiliki keunggulan dan kelemahan. Bibit yang berasal dari biji memiliki perakaran yang kuat dan dalam. Akan tetapi perbanyakan secara generatif hampir selalu memberikan keturunan yang berbeda dengan induknya karena ada pencampuran sifat kedua tetua atau terjadi proses segregasi genetis. Tanaman sawo yang berasal dari biji mulai berbuah pada umur ± 7 tahun. Teknik pembibitan tanaman sawo dari biji melalui tahap tahap sebagai berikut:
Pemilihan buah : Pilih buah tua yang matang di pohon, sehat, bentuknya normal dan berasal dari pohon induk varietas unggul yang telah berbuah.
Pengambilan biji
Belah buah menjadi beberapa bagian.
Ambil dan kumpulkan biji-biji sawo yang baik saja, kemudian tampung dalam wadah.
Cuci dalam air yang mengalir atau air yang disemprotkan sampai biji benar-benar bersih.
Keringkan biji selama 3 hari sampai 7 hari agar kadar air biji berkisar antara 12-14%.
Masukkan biji ke dalam wadah tertutup rapat untuk disimpan beberapa waktu.
Pengecambahan benih
Siapkan bak pengecambahan yang telah diisi media pasir bersih setebal 10–15 cm.
Sebarkan biji sawo pada permukaan media, kemudian tutup dengan pasir setebal 1–2 cm.
Siram media dalam bak pengecambahan dengan air bersih hingga cukup basah.
Tutup permukaan bak pengecambahan dengan lembaran plastik bening (tembus cahaya) untuk menjaga kestabilan kelembaban media.
Biarkan biji berkecambah ditempat yang teduh selama 7 hari sampai 15 hari. Biji sawo yang telah berkecambah atau keluar akar sepanjang 2-5 mm dapat segera dipindahsemikan.
Bibit Asal Enten (Grafting) : Penyambungan tanaman sawo sebagai batang atas dilakukan dengan tanaman ketiau atau melali (Bassia sp.) sebagai batang bawahnya. Metoda penyambungan yang dilakukan adalah metoda sambung pucuk (top grafting). Tata laksana memproduksi bibit sawo dengan cara sambung pucuk (top grafting) adalah sebagai berikut:.
Persiapan : Siapkan alat dan bahan berupa pisau tajam, tali rafia atau lembar plastik, gunting, kantong plastik bening, batang bawah melali atau bassia umur 3-6 bulan atau berdiameter batang 0,3–0,7 cm, dan cabang atau tunas entres.
Pelaksanaan sambung pucuk
Potong ujung batang tanaman bassia pada ketinggian 15–20 cm dari permukaan tanah.
Sayat batang bawah membentuk celah atau huruf V sepanjang 3–5 cm.
Sayat cabang entres sepanjang 4 cm membentuk baji seukuran sayatan batang bawah dan buang sebagian daunnya.
Masukkan pangkal cabang entres ke celah batang bawah hingga pas benar.
Ikat erat-erat hasil sambungan tadi dengan tali rafia atau lembaran plastik.
Kerudungi hasil sambungan dengan kantong plastik bening selama 10-15 hari.
Pengakhiran : Hasil sambungan dapat diperiksa setelah 10 hari sampai 15 hari kemudian. Caranya adalah dengan membuka kerudung kantong plastik, kemudian mata entres atau bidang sambungan diperiksa. Jika mata entres berwarna hijau dan segar berarti penyambungan berhasil. Sebaliknya, bila mata entres berwarna coklat dan kering berarti penyambungan gagal.
Bibit Cangkok : Perbanyakan tanaman secara vegetatif dengan cangkok paling umum dipraktekkan oleh pembibit tanaman tahunan, khususnya buah-buahan. Kelemahan bibit cangkok adalah sistem perakaran kurang kuat karena tidak memiliki akar tunggang. Keuntungan perbanyakan tanaman dengan cangkok, antara lain adalah sebagai berikut:
cangkok mempercepat kemampuan berbuah karena pada umur kurang dari satu tahun tanaman sudah mulai berbunga atau berbuah;
cangkok memperoleh kepastian kelamin serta sifat genetiknya sama dengan pohon induk;
Habitus tanaman pada umumnya pendek (dwarfing) sehingga memudahkan pemeliharaan dan panen. Tata laksana pembibitan tanaman sawo dengan cangkok adalah sebagai berikut:
Persiapan : Siapkan alat dan bahan yang terdiri dari pisau, sabut kelapa atau lembaran plastik, tali pembalut, kotak alat, tali, media atau campuran tanah subur dengan pupuk kandang (1:1), dan cabang yang cukup umur.
Pelaksanaan mencangkok :
Pilih cabang yang memenuhi persyaratan, yaitu berukuran cukup besar, tidak terlalu muda ataupun tua, pertumbuhannya baik, sehat dan tidak cacat, serta lurus.
Tentukan tempat untuk keratan pada bagian cabang yang licin.
Buat dua keratan (irisan) melingkar cabang dengan jarak antara 3–5 cm.
Lepaskan kulit cabang bidang keratan tadi.
Kerik kambium hingga tampak kering.
Biarkan bekas keratan mengering antara 3 hari sampai 5 hari.
Olesi bidang sayatan dengan zat pengatur tumbuh akar, seperti Rootone F.
Ikat pembalut cangkok pada bagian bawah keratan.
Letakkan media pada bidang karatan sambil dipadatkan membentuk bulatan setebal ± 6 cm.
Bungkus media dengan pembalut sabut kelapa atau lembaran plastik.
Ikat ujung pembalut (pembungkus) di bagian ujung keratan.
Ikat bagian tengah pembungkus cangkok, dan buat lubang-lubang kecil dengan cara ditusuk-tusuk lidi.
Pemotongan bibit cangkok : Setelah bibit cangkok menunjukkan perakarannya (1,5–3,5 bulan dari pencangkokan), potong bibit cangkok dari pohon tepat dibawah bidang keratan.
Pendederan bibit cangkok :
Siapkan polybag berdiameter antara 15-25 cm atau sesuai dengan ukuran bibit cangkok.
Isi polybag dengan media berupa campuran tanah dan pupuk kandang matang (1:1) hingga mencapai setengah bagian polybag.
Lepaskan (buka) pembalut bibit cangkok.
pangkas sebagian dahan, ranting, dan daun yang berlebihan untuk mengurangi penguapan.
Tanamkan bibit cangkok tepat di tengah-tengah polybag sambil mengatur perakarannya secara hati-hati.
Penuhi polybag dengan media hingga cukup penuh sambil memadatkan pelan-pelan pada bagian pangkal batang bibit cangkok.
Siram media dalam polybag dengan air bersih hingga cukup basah.
Simpan bibit cangkok di tempat yang teduh dan lembab.
Biarkan dan pelihara bibit cangkok selama 1-1,5 bulan agar beradaptasi dengan lingkungan setempat dan tumbuh tunas-tunas dan akar baru.
Pindah tanamkan bibit cangkok yang sudah tumbuh cukup kuat ke kebun atau dalam pot.
Pengakhiran : Berhasil tidaknya cangkok dapat diketahui setelah 1,5-3,5 bulan kemudian. Berdasarkan pengalaman para pembibit tanaman buah-buahan, pembungkus (pembalut) cangkok yang berupa lembaran plastik lebih cepat menumbuhkan akar dibandingkan sabut kelapa.
Teknik Penyemaian Benih
Pembuatan media persemaian : Persemaian dapat dilakukan pada bedengan persemaian atau menggunakan polybag. Tata laksana penyiapan lahan persemaian berupa bedengan adalah sebagai berikut:
Buat bedengan persemaian berukuran 100-150 cm, tinggi 30-40 cm, panjang tergantung keadaan lahan, dan jarak tanam antar bedengan 50-60 cm.
Sebarkan pupuk kandang sebanyak 2 kg/m 2 sampai 3 kg/m 2 luas bedengan, lalu campurkan merata dengan lapisan tanah atas.
Buat tiang-tiang persemaian setinggi 100-150 cm di sebelah dan 75-100 cm di sebelah barat, kemudian pasang palang-palang dan atap persemaian yang terbuat dari plastik atau daun kering.
Ratakan dan rapikan bedengan persemaian, lalu siram dengan air bersih hingga cukup basah. Tata cara penyiapan tempat semai dalam polybag adalah sebagai berikut:
Siapkan polybag berdiameter 10-15 cm, media campuran tanah subur, pupuk kandang halus (diayak), dan pasir (1:1:1), atau campuran tanah dengan pupuk kandang (1:1).
Lubangi bagian dasar polybag untuk pembuangan air.
Isikan media ke dalam polybag hingga cukup penuh.
Simpan polybag yang telah diisi media di tempat yang rata mirip bedengan dan diberi naungan.
Penyemaian
Semaikan biji sawo yang sudah berkecambah (7-15 hari setelah tahap pengecambahan biji) pada bedengan penyemaian atau dalam polybag sedalam 1-2 cm. Jarak semai antar biji yang disemai pada bedengan penyemaian diatur 10 cm x 10 cm atau 15 cm x 15 cm. Penyemaian dalam polybag cukup diisi satu butir biji sawo tiap polybag.
Siram media dengan air bersih hingga cukup basah.
Biarkan biji tumbuh menjadi bibit muda.
Pemeliharaan Pembibitan/Penyemaian : Tata laksana pemeliharaan bibit dalam tempat penyemaian adalah sebagaiberikut:
Lakukan penyiraman secara kontinu tiap hari 1 kali sampai 2 kali, atau tergantung pada cuaca dan keadaan media.
Pupuklah tanaman muda tiap 1 bulan sampai 3 bulan sekali dengan pupuk NPK (15-15-15 atau 16-16-16) sebanyak 10 gram sampai 25 gram, yang dilarutkan dalam 10 liter air untuk disiramkan pada media.
Lakukan penyemprotan pestisida bila ditemukan serangan hama dan penyakit dengan menggunakan dosis rendah (30-50% dari dosis anjuran).
Pindah tanamkan bibit dari bedengan persemaian secara cabutan ke dalam polybag, atau dari polybag lama ke polybag baru yang ukurannya lebih besar.
Pelihara bibit sawo sampai cukup besar atau setinggi 50-100 cm untuk siap ditanam.
Pemindahan Bibit : Bibit sawo yang telah siap dipindahkan adalah bibit yang telah mencapai ketinggian 50-100 cm.

2. Pengolahan Media Tanam

Persiapan : Penetapan areal untuk perkebunan sawo harus memperhatikan faktor kemudahan transportasi dan sumber air.
Pembukaan Lahan
Membongkar tanaman yang tidak diperlukan dan mematikan alang-alang serta menghilangkan rumput-rumput liar dan perdu dari areal tanam.
Membajak tanah untuk menghilangkan bongkahan tanah yang terlalu besar.

3. Teknik Penanaman

Penentuan Pola Tanam : Untuk tujuan mendapatkan buah yang banyak, menanam sawo di kebun memanglebih tepat. Penanaman tidak hanya dilakukan dengan satu atau dua buah pohon, tetapi dalam jumlah yang banyak. Tanaman sawo di kebun dapat tumbuh besar dengan tajuk yang lebar. Mengingat hal ini maka penanaman sawo harus dilakukan dengan jarak yang tidak terlalu rapat antara tanaman yang satu dengan tanaman yang lain. Jarak tanam untuk sawo yang dianggap cukup adalah 12 m x 12 m. Dengan jarak tanam seperti ini, antara tanaman sawo yang satu dengan yang lain tidak bersentuhan yang dapat mengakibatkan terganggunya pertumbuhan. Penanaman sebaiknya dilakukan pada waktu musim penghujan.
Pembuatan Lubang Tanam : Pembuatan lubang tanam dimaksudkan untuk menciptakan lingkungan yang lebih baik bagi bibit yang akan ditanam. Untuk itu tanah tempat penanaman dalam lubang tanam haru gembur karena sistem perakaran bibit yang masih lemah.Lubang tanam untuk sawo dapat dibuat dengan ukuran 60 cm x 60 cm x 60 cm.Tanah galian bagian atas ± 30 cm dipisah dengan tanah bagian bawah. Keduanya kemudian dicampur dengan pupuk kandang sebanyak 20 kg sampai rata. Pupuk kandang ini berfungsi sebagai pupuk dasar. Selama dua minggu lubang tanam ini dibiarkan terjemur sinar matahari. Bila bibit telah siap, bisa langsung ditanam di lubang tanam. Tetapi bila bibit belum siap tanam, maka tanah galian bagian bawah dikembalikan ke bawah dan tanah galian atas dikembalikan ke bagian atas. Sebagai tanda bahwa di tempat itu ada lubang tanam, dapat ditandai dengan kayu yang ditancapkan pada lubang tersebut. Setelah bibit siap tanam maka lubang tanam digali lagi.
Cara Penanaman : Sebelum ditanam, pembungkus (polybag) harus dilepas dengan hati-hati agar tanahnya tidak berantakan dan perakaran tidak rusak. Penanaman dilakukan sedalam leher akar tegak di tengah lubang tanam.Masukkan tanah bagian atas bekas galian lebih dahulu, baru disusul tanah bagian bawah bekas galian. Tanah di sekeliling akar tanaman dipadatkan agar tidak terjadi rongga-rongga udara yang dapat menyulitkan akar mencari makan.

4. Pemeliharaan Tanaman

Penyiangan : Setelah satu bulan sampai dua bulan tanam, perlu dilakukan penyiangan tanaman sawo untuk membersihkan rumput dan gulma yang menggangu. Jika tanaman sudah tumbuh besar gangguan tersebut tidak berarti, tetapi jika tanaman masih kecil akan sangat berarti karena akan mengganggu pertumbuhan tanaman sawo. Gangguan tumbuhan parasit seperti benalu juga harus diperhatikan. Jika kelihatan pada ranting pohon sawo terdapat benalu atau parasit agar segera dibersihkan dengan cara memotong ranting tempat benalu menempel. Pemotongan sebaiknya dilakukan sebelum benalu berbunga. Perlu pula dilakukan pemberantasan benalu pada pohon lain di dekat tanaman sawo untuk mencegah penularan.
Pembubunan : Pada saat melakukan penyiangan tanaman sawo, dapat juga dilakukan pembubunan tanah di sekitar tanaman. Pembubunan dilakukan untuk menggemburkan tanah di sekitar tanaman sawo dan untuk memperkokoh batang tumbuhnya.
Pemupukan : Sebagai pedoman pemupukan dapat diberikan 250-500 gram urea/pohon/tahun sebelum tanaman sawo berbuah. Pemupukan ini dimaksudkan untuk merangsang pertumbuhan batang dan daun, karena urea adalah sumber N yang berfungsi untuk merangsang pertumbuhan batang dan daun. Bila tanaman sudah waktunya berbuah, kurang lebih berumur 4 tahun, dilakukan pemupukan dengan menggunakan pupuk majemuk NPK (10-20-15) yang kandungan fosfor (P) dan kaliumnya (K) tinggi sebanyak 500 gram per pohon tiap tahun. Bila tidak ada NPK bisa diganti dengan pupuk urea, DS, dan KCl sebanyak 108 gram, 277 gram, dan 144 gram. Unsur P bagi tanaman berfungsi untuk mempercepat pembungaan, sedangkan unsur K berfungsi untuk menjaga bunga dan buah supaya tidak mudah gugur. Jumlah pupuk tersebut secara bertahap ditingkatkan sampai 2 kg/pohon tiap tahun untuk tanaman sawo yang telah berumur 15 tahun. Selain urea dan NPK yang diberikan, perlu juga diberikan pupuk kandang sebanyak 10 kg/pohon untuk memperbaiki struktur tanah. Pemberian pupuk lanjutan tersebut dilakukan dua kali dalam setahun, yaitu pada awal dan akhir musim hujan. Dosis yang diberikan setengah dari yang disebutkan di atas. Cara pemberian pupuk dengan menaburkan pupuk ke dalam parit yang digali di bawah pohon mengelilingi lingkaran tajuk dengan lebar dan kedalaman ± 10 cm. Dapat juga ditanam pada empat lubang di bawah tajuk pohon dengan ukuran 20 cm x 20 cm x 20 cm untuk tiap lubang.
Penyiraman : Pada awal tanaman sawo memulai kehidupannya, perlu dilakukan penyiraman paling sedikit dua minggu sekali jika tidak ada hujan. Pemberian air pada tanaman sawo perlu dilakukan sampai tanaman berumur 3-4 tahun. Semakin tua tanaman, semakin tahan terhadap kekeringan. Kekurangan air pada waktu tanaman sawo sedang berbunga atau berbuah dapat menyebabkan bunga atau buah mudah gugut. Pemberian air yang baik dan teratur akan menghasilkan buah dengan jumlah dan kualitas yang baik.
Waktu Penyemprotan Pestisida : Penyemprotan dengan pestisida atau insektisida dapat dilakukan jika pada tanaman sawo terdapat hama dan penyakit yang menyerangnya, yaitu:
Penyemprotan dengan insektisida jenis Agrothion 50 EC dengan dosis 3-4 cc/liter air untuk membunuh lalat buah (Ceratitis capitata atau Dacus sp.).
Penyemprotan dengan insektisida jenis Diasinon 60 EC dengan dosis 1-2 cc/liter air atau Basudin 50 EC dengan dosis 2 cc/liter air untuk membunuh kutu hijau (Lecanium viridis atau Coccus viridis) dan kutu coklat (Saissetia nigra) yang menyerang ranting muda dan daun-daun tanaman sawo yang menyebabkan ranting dan daun mengkerut, layu, kering, dan terhambat pertumbuhannya.
Penyemprotan dengan fungisida Cuspravit OB 21 dengan dosis 4 gram/liter air setiap tiga minggu sekali untuk mengatasi dan mencegah serangan jamur upas yang disebabkan oleh jamur Corticium salmonicolor.
Penyemprotan dengan fungisida Antracol 70 WP dengan dosis 2 gram/liter air atau Dithane M-45 80 WP dengan dosis 1,8-2,4 gram/liter air untuk mengatasi penyakit jamur jelaga yang disebabkan oleh jamur Capnodium sp. Penyemprotan dengan fungisida Dithane M-45 80 WP dengan dosis 1,8-2,4 gram/liter air untuk mengatasi penyakit yang disebabkan oleh jamur Phytopthora valmivora Butl. Yang menyebabkan busuk buah sawo.
Pemangkasan : Jika dibiarkan tumbuh secara alami, tanaman sawo dapat mencapai ketinggian 20 m. Pohon dengan ketinggian seperti itu akan menyulitkan dalam pemetikan buah. Agar tanaman sawo tidak terlalu tinggi, maka dilakukan pemangkasan. Pemangkasan juga bertujuan membentuk sistem percabangan yang baik dan kuat. Ada dua tahap pemangkasan pada tanaman sawo, yaitu pemangkasan bentuk dan pemangkasan pemeliharaan.
Pemangkasan Bentuk : Pemangkasan bentuk ditujukan untuk mengatur tinggi rendah dan bentuk tajuk untuk memudahkan dalam pemetikan buah serta pengontrolan terhadap hama dan penyakit. Pemangkasan pertama dilakukan ketika tanaman telah mencapai tinggi 100-160 cm. Pemangkasan dilakukan pada musim penghujan dengan memotong ujung batang hingga ketinggiannya tinggal 75-150 cm. Tempat pemangkasan harus sedikit di atas ruas batang. Untuk mencegah penyakit, luka bekas pangkasan dapat ditutup dengan cat meni atau parafin. Beberapa hari setelah pemangkasan akan tumbuh tunas-tunas baru. Tiga dari tunas yang tumbuh sehat dan tidak saling berdekatan dipilih sebagai cabang primer dan tunas lainnya dibuang. Pemangkasan ke dua dilakukan pada awal musim penghujan berikutnya, tunas yang telah berumur satu tahun dipangkas lagi hingga panjangnya tinggal 25-40 cm. Pemangkasan ini dilakukan tepat di atas mata tunas. Akibat pemangkasan ini akan muncul tunas-tunas baru. Tiga sampai empat tunas yang sehat dibiarkan tumbuh menjadi cabang sekunder dan tunas yang lain dipotong. Pemangkasan ke tiga yang merupakan pemangkasan terakhir dilakukan pada awal musim penghujan berikutnya, cabang-cabang sekunder dipotong untuk membentuk cabang-cabang tersier. Pemotongan dilakukan sampai jumlah cabang-cabang sekunder tinggal dua pertiganya. Setelah pemangkasan ini akan muncul tunas-tunas baru. Dua atau tiga tunas dari masing-masing cabang sekunder dibiarkan tumbuh, yang lainnya dibuang setelah tumbuh sepanjang 10 cm.
Pemangkasan Pemeliharaan : Pemangkasan pemeliharaan ditujukan untuk mencegah serangan penyakit, menumbuhkan tunas baru untuk mengganti cabang tua yang tidak berproduktif lagi, serta mengurangi kerimbunan sehingga sinar matahari dapat dimasukkan ke mahkota tajuk. Dalam pemangkasan ini yang perlu dipangkas adalah cabang-cabang air yaitu cabang-cabang yang tumbuh lurus ke atas dengan kecepatan pertumbuhan lebih besar dibandingkan cabang-cabang lain. Warna cabang air ini lebih muda dengan jarak antar ruas cabang yang lebih panjang. Selain cabang air yang perlu dihilangkan adalah cabang yang tumbuh liar, cabang yang sakit atau rusak, dan cabang yang terlalu rendah. Pemangkasan pemeliharaan ini dapat dilakukan setiap saat jika diperlukan.

HAMA DAN PENYAKIT

1. Hama

Lalat buah(Dacus sp.)
Gejala: terdapat bintik-bintik kecil berwarna hitam atau cokelat pada permukaan kulit, tetapi dagin buah sudah membusuk.
Pengendalian:
membersihkan : (sanitasi) sisa-sisa tanaman di sekitar tanaman dan kebun;
membungkus buah sejak stadium muda;
memasang perangkap lalat buah yang mengandung bahan metyl eugenol, misalnya M-Atraktan, dalam botol plastik bekas;
menyemprotkan perangkap lalat buah, seperti Promar yang dicampur dengan insektisida kontak atau sistemik;
menginfus akar tanaman dengan larutan insektisida sistemik, seperti Tamaron, dengan konsentrasi 3-5% pada fase
sebelum berbunga;
menyemprot tanaman dengan insektisida kontak, seperti Agrothion 50 EC dengan dosis 3-4 cc/liter air.
Kutu hijau (Lecanium viridis atau Coccus viridis) dan Kutu cokelat(Saissetia nigra)
Menyerang ranting muda dan daun tanaman sawo dengan cara menghisap cairan yang terdapat di dalamnya. Selain menghisap cairan, kutu-kutu ini juga menghasilkan embun madu yang dapat mengundang kehadiran cendawan jelaga.
Pengendalian: dengan penyemprotan insektisida, seperti Diasinon 60 EC dengan dosis 1-2 cc/liter air atau Basudin 50 EC dengan dosis 2 cc/liter air yang disemprotkan langsung ke kutu-kutu tersebut.

2. Penyakit

Jamur upas
Penyebab: jamur Corticium salmonocolor. Spora dari jamur ini menular kemana-mana oleh hembusan angin.
Gejala:
Stadium rumah laba-laba, yaitu ditandai dengan munculnya meselium tipis berwarna mengkilat seperti sutera atau perak. pada stadium ini jamur belum masuk ke dalam kulit tanaman sawo;
Stadium bongkol, yaitu stadium dimana jamur membentuk gumpalan-gumpalan hifa di depan lentisel;
Stadium corticium, yaitu stadium dimana jamur membentuk kerak berwarna merah muda yang berangsur-angsur berubah menjadi lebih muda lalu menjadi putih. Kerak yang terbentuk terdiri dari lapisan basidium yang pada
setiap basidiumnya terdapat basidiospora. Kulit tanaman sawo yang terdapat di bawah kerak tersebut akhirnya busuk;
Stadium necator, yaitu stadium dimana jamur membentuk banyak piknidium yang berwarna merah. Piknidium ini terdapat pada sisi cabang atau ranting yang lebih kering.
Pengendalian:
Pada stadium laba-laba, penyakit ini dapat diatasi dengan cara menggosok tempat yang terserang jamur sampai hilang. Bekas luka gosokan diolesi dengan cat meni, ter, atau carbolineum;
Penyemprotan dengan fungisida yang mengandung tembaga berkadar tinggi seperti Cupravit OB 21 dengan dosis 4 gram/liter air setiap tiga minggu sekali untuk menghindari munculnya serangan lagi;
Pemotongan pada bagian tanaman yang terserang apabila jamur sudah mencapai stadium bongkol, corticium, atau necator. Pemotongan dilakukan pada bagian yang sehat jauh dari batas bagian yang sakit. Bagian yang dipotong kemudian diolesi dengan fungisida dan dibakar.
Jamur jelaga
Penyebab: jamur Capnodium sp.
Gejala: serangan jamur ini berupa warna hitam seperti beludru yang menutupi permukaan daun sawo. Serangan lebih lanjut dapat menutupi seluruh daun dan ranting tanaman sawo.Jika serangan jamur ini berjumlah banyak, proses fotosintesa tanaman sawo akan terganggu sehingga pertumbuhan terhambat. Serangan yang terjadi pada saat tanaman berbunga dapat mengakibatkan buah yang terbentuk hanya sedikit. Jika yang terserang adalah buah, dapat menyebabkan kerontokan atau berkurangnya kualitas buah.
Pengendalian:
melenyapkan serangga yang menghasilkan embun madu terlebih dahulu dengan insektisida;
dilakukan penyemprotan dengan fungisida seperti Antracol 70 WP dengan dosis 2 gram/liter air atau Dithane M-45 80 WP dengan dosis 1,8-2,4 gram/liter air.
Busuk buah
Penyebab: jamur Phytopthora palmivora Butl.
Gejala: mula-mula kulit buah berbercak-bercak kecil berwarna hitam atau cokelat, kemudian melebar dan menyatu secara tidak beraturan, daging buah membusuk dan berair, serta kadang-kadang buah berjatuhan (gugur).
Pengendalian:
dengan cara pemotongan buah yang sakit berat, pengumpulan dan pemusnahan buah yang terserang;
penyemprotan fungisida, seperti Dithane M-45 80 WP dengan dosis 1,8 gr – 2,4 gram/liter air.
Hawar benang putih
Penyebab: jamur (cendawan) Marasmius scandens Mass, yang tumbuh pada permukaan batang dan cabang tanaman sawo.
Gejala: daun-daun mengering dan berguguran. Pada ranting yang mengering terdapat benang-benang jamur berwarna putih.
Pengendalian:
dengan cara mengurangi kelembaban kebun, memotong bagian tanaman yang sakit berat;
mengoleskan atau menyemprotkan fungisida, seperti Benlate dengan dosis 2 gr/1 air.

PANEN

1. Ciri dan Umur Panen

Tanaman sawo yang dikembangbiakkan dengan pencangkokan dapat menghasilakan buah hanya sampai 3-5 tahun, sedangkan yang melalui penyambungan antara 5-6 tahun. Buah sawo kadang-kadang matang tidak serempak sehingga pemanenan dilakukan dengan bertahap dengan cara memilih buah yang sudah menunjukkan ciri fisiologis untuk dipanen (tua). Ciri-ciri buah sawo yang sudah tua adalah ukuran buah maksimal, kulit berwarna cokelat muda, daging buah agak lembek, bila dipetik mudah terlepas dari tangkainya, serta bergetah relatif sedikit. Pemetikan buah yang masih muda sebaiknya dihindari karena memerlukan waktu yang lama untuk pemeramannya dan rasa buah tidak manis (sepat).

2. Cara Panen

Umumnya pohon sawo cukup tinggi, buahnya terdapat di ujung batang muda yang jumlahnya hanya sedikit, sehingga untuk mengetahui buah yang cukup tua sangat sulit. Oleh karena itu, pemanenan dilakukan dengan cara memanjat pohon. Apabila belum mencapai buahnya, dapat disambung dengan galah. Namun penggunaan galah ini sering menyebabkan buah jatuh dan pecah. Pada buah yang jatuh tetapi tidak pecah, akan terjadi penggumpalan getah di sekitar bijinya. Ada anggapan bahwa penggumpalan getah ini disebabkan karena buah terserang penyakit. Walapun terdapat gumpalan getah di sekitar biji, tetapi tidak mengurangi rasa manis buah sawo tersebut. Untuk menjaga agar buah tidak pecah sewaktu dipetik, sebaiknya sebelum pemetikan, pada bagian bawah pohon diberi jaring agar buah tidak langsung jatuh ke tanah dan sebaiknya pemetikan dilakukan sebelum buah terlalu tua.

PASCAPANEN

1. Pengumpulan

Setelah semua buah yang sudah tua dipanen, kemudian dilakukan pengumpulan buah-buah tersebut. Kumpulkan buah-buah tersebut dalam suatu wadah atau tempat, setelah semua terkumpul, kemudian dilakukan pencucian untuk menghilangkan kulit yang kasar atau kulit gabusnya.

2. Penyortiran dan Penggolongan

Penyortiran dan penggolongan buah sawo hasil panen dilakukan untuk memisahkan buah yang baik dari yang jelek dan memisahkan buah yang berukuran sama. Untuk buah yang sudah sangat rusak, sebaiknya dibuang, tetapi buah yang rusak sedikit dapat dipisahkan untuk dijual ketempat yang dekat dengan harga murah.

3. Penyimpanan

Buah sawo yang sudah diberi perlakuan (pencucian dan pengasapan) mempunyai kulit yang sangat tipis sehingga mudah rusak dan tidak tahan lama dalam penyimpanannya. Ada beberapa cara penyimpanan agar buah lebih tahan lama, salah satunya dengan mengatur temperatur ruang penyimpanan. Buah sawo yang masak bila disimpan dalam temperatur ruang hanya tahan 2 hari sampai 3 hari, tetapi bila dalam ruangan yang mempunyai temperatur 0 derajat C, buah sawo tetap dalam keadaan baik selama 12 hari sampai 14 hari. Kelembaban (nisbi) yang dibutuhkan dalam ruang penyimpanan adalah 85-90%. Buah sawo yang yang belum masak akan tahan disimpan selama 17 hari dalam ruangan yang bertemperatur 15 derajat C.

4. Pengemasan dan Pengangkutan

1) Pengemasan

Pengemasan buah-buahan di Indonesia, masih menggunakan keranjang bambu. Bentuk dan kapasitasnya bervariasi, biasanya kapasitas kemasan antara 40 kg sampai 100 kg. Dalam pengemasan buah digunakan bahan-bahan pembantu, misalnya daun kering, daun pisang, merang, dan kertas koran.

2) Pengangkutan

Umumnya, petani penghasil buah di Indonesia mengangkut hasil panennya dengan kreativitas sendiri. Pengangkutan hasil ini dalam volume kecil, yaitu dariladang ke tempat penampungan, pembeli, atau ke pusat-pusat pengumpul sehingga pemasaran tahap pertama dapat berlangsung.

5. Pengasapan dan Pemeraman

Pengasapan dan pemeraman dilakukan agar buah cepat masak dan empuk. Tata laksana pengasapan dan pemeraman adalah sebagai berikut:

Buat lubang pada tanah berbentuk segi empat. Ukuran lubang disesuaikan dengan jumlah buah sawo.
Hamparkan dan gamal (Glyricidae) atau daun pisang di bagian dasar dan semua sisi lubang.
Masukkan buah sawo secara teratur ke dalam lubang, kemudian tutup dengan daun gamal atau daun pisang.
Masukkan potongan bambu gelondongan untuk menghembuskan asap ke dalam lubang.
Timbun lubang tanah hingga cukup tebal.
Bakar dedaunan kering, lalu asapnya diarahkan ke dalam lubang melalui potongan bambu.
Tutup atau ambil gelondongan bambu.
Biarkan buah sawo diperam selama sehari semalam.

6. Penanganan Lain

Buah sawo dapat diawetkan dalam air gula atau dibuat selai untuk pengoles roti, dan dapat juga dibuat serbat atau dicampur ke dalam es krim. Sari buah sawo dapat digodok menjadi sirup dan difermentasikan menjadi anggur dan cuka.

ANALISIS EKONOMI BUDIDAYA TANAMAN

1. Analisis Usaha Budidaya

Perkiraan analisis budidaya sawo dalam lima tahun pertama seluas 0,5 ha di daerah Bogor pada tahun 1999.

Biaya produksi lima tahun pertama
Nilai tanah : 1/2 ha, @ m 2 x Rp. 10.000,- Rp. 5.000.000,-
Nilai sarana produksi
Bibit: 35 batang @ Rp. 12.000,- Rp. 420.000,-
Pupuk kandang: 1500 kg @ Rp. 100,- Rp. 150.000,-
Urea: 150 kg @ Rp. 1.500,- Rp. 240.000,-
NPK: 150 kg @ Rp. 1.500,- Rp. 240.000,-
Hormon/mineral: 40 liter @ Rp. 3.500,- Rp. 140.000,-
Insektisida: 35 liter @ Rp. 5.000,- Rp. 175.000,-
Fungisida: 35 liter @ Rp. 5.000,- Rp. 175.000,-
Nilai bangunan dan alat/perkakas
Bangunan dan sumur @ Rp. 7.500,- Rp. 2.000.000,-
Alat semprot: 2 unit @ Rp. 4.000,- Rp. 150.000,-
Cangkul: 2 buah @ Rp. 5.000,- Rp. 10.000,-
Sabit: 2 buah @ Rp. 3.500,- Rp. 7.000,-
Garpu: 2 buah @ Rp. 3.000,- Rp. 6.000,-
Golok: 2 buah @ Rp. 7.500,- Rp. 15.000,-
Gunting pangkas: 3 buah @ Rp. 5.000,- Rp. 15.000,-
Gergaji pangkas: 2 buah @ Rp. 6.000,- Rp. 12.000,-
Ember: 5 buah @ Rp. 3.000,- Rp. 15.000,-
Tenaga kerja tetap
Upah 12 x 2 orang @ Rp. 250.000,- Rp. 6.000.000,-
Pakaian 2 x 2 x Rp. 100.000,- Rp. 400.000,-
THR 2 x Rp. 250.000,- Rp. 500.000,-
Tenaga kerja lepas
Buat lubang tanam 15 OH Rp 10.000,- Rp. 150.000,-
Pupuk dan tanam 25 OH Rp 10.000,- Rp. 250.000,-
Jumlah seluruh investasi Rp. 16.070.000,-
Penerimaan dan keuntungan
Penerimaan th. ke-4 produk ke-1: 50%x35x60 kg x Rp.6.000,- Rp. 6.300.000,-Keuntungan: – Rp. 15.770.000,-
Penerimaan th. ke-5 produk ke-2: 50%x 35 x 80 kg x Rp.6.000,- Rp. 8.400.000,-Keuntungan:- Rp. 8.870.000,-
Penerimaan th. ke-6 produk ke-3: 50%x 35 x 120 kgx Rp.6.000 Rp. 12.600.000,-Keuntungan: Rp. 2.230.000,-
Break Event Point BEP Rp. 166.666.666.7
R/C Rasio = Jumlah Penerimaan / Jumlah Biaya = 0,33

Catatan:

Biaya perawatan setiap tahun kurang lebih sekitar = Rp 1.500.000,-

Pada tahun ke-6 keuntungan sudah dapat menutupi investasi yang dikeluarkan

2. Gambaran Peluang Agribisnis

Permintaan buah-buahan umumnya meningkat dengan makin meningkatnya pendapatan. Hal ini menunjukkan bahwa pertanaman buah-buahan memberikan keuntungan dan peluang bisnis yang baik. Beberapa hal yang mendorong usaha pengembangan pertanaman buah-buahan antara lain sebagai berikut:

Harga buah cukup baik, terutama di kota-kota besar dan jarang mengalami penurunan harga.
Makin banyak sarana perhubungan, maka jalur pemasarannya makin lancar.
Adanya pengembangan industri pengolahan buah-buahan.
Sarana teknologi yang tersedia, misalnya pupuk dan obat-obatan.

Buah sawo di Indonesia sampai saat ini belum banyak diekspor ke luar negeri. Hasil panennya hanya mampu memenuhi kebutuhan dalam negeri saja. Sebenarnya perkembangan produksi buah sawo cenderung mengalamai peningkatan, tetapi semua itu belum dapat memenuhi kebutuhan atau permintaan masyarakat. Dengan demikian masih dibutuhkan investor yang mau menanamkan modalnya untuk perluasan tanaman sawo. Peluang bisnis buah sawo sangat besar karena konsumsi buah-buahan berkembang dengan pesatnya. Untuk penduduk DKI Jakarta saja, konsumsi buah pada tahun 1988 sebanyak 8.438 orang dan telah berkembang menjadi 13.745 orang pada tahun 1993. Apalagi begitu mudahnya menanam sawo dan dapat menghasilkan buah sepanjang tahun.

STANDAR PRODUKSI

1. Ruang Lingkup

Standar mutu: klasifikasi, syarat mutu, cara pengambilan contoh, cara uji, syarat penandaan dan pengemasan.

2. Diskripsi …

3. Klasifikasi dan Standar Mutu …

4. Pengambilan Contoh

Satu Partai/lot mangga terdiri dari maksimum 1000 kemasan. Contoh diambil secara acak dari jumlah kemasan dalam 1 partai/lot seperti terlihat dibawah ini:

Jumlah kemasan dalam 1 partai/lot sampai dengan 100 : contoh yang diambil 5.
Jumlah kemasan dalam 1 partai/lot 101–300: contoh yang diambil 7.
Jumlah kemasan dalam 1 partai/lot 301–500: contoh yang diambil 9.
Jumlah kemasan dalam 1 partai/lot 501–1000: contoh yang diambil 10.

5. Pengemasan

Pengemasan buah sawo dalam peti kayu, berat bersih setiap peti kayu maksimum 25 kg, susunan buah dalam peti kayu kompak dengan setiap buah yang diberi pembungkus/ penyekat, atau kotak kotoran diberi penyekat dan lobang udara, susunan buah dalam kotak karton satu lapis dengan berat bersih kotak karton maksimum 10 kg.

Untuk pemberian merek di bagian luar kotak kayu di beri label yang dituliskan antara lain:

Nama barang.
Jenis mutu.
Nama/kode perusahaan/eksportir.
Berat bersih.
Produksi Indonesia.
Tempat/negara tujuan.

Sumber : Sistim Informasi Manajemen Pembangunan di Perdesaan, BAPPEN
4 Tips Wirausaha ala Sandiaga Uno

4 Tips Wirausaha ala Sandiaga Uno

16:55
4 Tips berwirausaha dari Sandiaga Uno ini dapat disimpulkan sebagai 4 AS kerja kerAS, kerja cerdAS, Kerja TuntAS dan Kerja IkhlAS.

Untuk lebih detilnya mengenai ke-empat tips tersebut menurut Sandiaga Uno mari kita simak cuplikan pemaparan dari Sandiaga Uno ketika sharing dengtan 14 mahasiswa pengusaha penerima beasiswa Mien R. Uno Fondation beberapa waktu silam. Berikut adalah pemaparan dari Sandiaga Uno tersebut.

Dulu saya bercita-cita ingin menjadi seorang profesional dan betul-betul fokus memikirkan kelangsungan karir saya. Tapi, akibat krisis tahun 1997 semua yang saya bangun dalam karir saya dalam sekejap lenyap. Karena waktu krisis tiba-tiba hal-hal yang tidak pernah kita pikirkan, hal-hal yang tidak pernah direncanakan itu bisa terjadi. Singkat kata, walaupun karir saya baik, walaupun kita memegang teguh komitmen sebagai profesional, ternyata terjadi krisis dimana kita tidak memiliki kontrol terhadap situasi yang terjadi.

Satu hal yang saya pelajari dari kejadian tersebut bahwa banyak hal yang ada diluar kontrol kita. Kita mesti bersiap-siap dalam setiap kesempatan. Jadi resiko itu adalah bagian yang tidak terpisahkan baik kita sebagai profesional, terutama kalau kita sebagai entrepreneur. Jadi pengalaman itu saya terima dan memang jatuh terpuruk di krisis 97 memaksa saya untuk memusatkan diri kepada usaha yang saya dirikan ini.

Memang awalnya sangat-sangat sederhana, nggak mimpilah punya kantor seperti ini (Recapital Building). Dulu kantor yang kita sewa hanya seluas 8×10 meter di Kuningan, karpetnya berwarna pink dan banyak kaca-kacanya. Tidak terlihat seperti kantor. Saya tanya kepada partner saya Rosan, “Ini kok kita kantornya seperti ini? Tidak mirip kantor penasehat keuangan atau konsultan keuangan”. Kata Rosan “Memang ini dulunya bekas kantor modeling agency”. “Pantesan banyak kaca-kacanya untuk orang latihan menjadi model” ujar saya.

Sedihnya lagi, kita tidak memiliki pendanaan untuk merenovasi kantor. Jadi kita akalin waktu itu gimana caranya mengajak klien ke kantor kalau kita ingin menjual jasa kita? Karena begitu datang ke kantor kita dia pasti akan berfikir “wah ini sih gak bonafit. Punya kantor seperti ini ingin menawarkan konsultasi keuangan”.

Akhirnya kita cari akal, waktu itu kiatnya kita menjemput bola. Jadi kalau mau melakukan pertemuan itu selalu di kantor klien atau di tempat-tempat seperti di lobi hotel, restoran dan lain-lain. Jadi awal-awal kita sangat susah, jatuh bangun dan kadang-kadang memikirkan gaji karyawan yang ikut sama kita aja sangat sulit. Mulai dari ide, proposal, sampai mengantarkan surat ke klien itu kita kerjakan dengan sendiri dll.

Rumus sukses pertama yang saya ingin selalu sampaikan adalah Kerja Keras. Kita harus punya komitmen untuk melakukan suatu pekerjaan dengan 100% komitmen kerja keras. Namun tidak cukup kerja keras karena pada saat itu juga banyak sekali tantangan. Karena kita sebagai pengusaha muda yang tidak memiliki pengalaman, susah kadang-kadang bersaing dengan konsultan asing maupun konsultan-konsultan yang sudah terlebih dahulu menggeluti bidang konsultasi keuangan.

Akhirnya kita melakukan rumus kedua adalah kita harus Kerja Cerdas. Kerja Cerdas itu kita betul-betul menggunakan segala akal, pikiran, dan riset yang kita miliki untuk memberikan solusi kepada klien. Kalau misalnya bisnisnya food & beverages, kita harus menawarkan suatu solusi, misalnya seperti minuman yang enak namun sehat dan lain-lain. Apa solusi yang bisa kita berikan kepada pasar, kepada calon pengguna produk maupun jasa kita.

Dulu kita belum dipercaya, makanya orang sulit bayar dimuka. hal ini kita siasati dengan menawarkan kepada klien dimana mereka tidak perlu bayar didepan. Tapi bayar nanti kalau restrukturisasi keuangannya sudah selesai. Kadang-kadang mereka juga tetap tidak bisa melakukan pembayaran. Jadi kita kasih solusi cerdas. Kalau tidak bisa membayar dengan dana tunai, bisa dengan bentuk saham. Dari saham-saham yang kecil-kecil itu kita kumpulkan dan akhirnya menjadi bekal transformasi kita dari perusahaan konsultasi menjadi perusahaan investasi.

Nah itu hasil daripada kerja cerdas. Jadi awalnya kita memberi konsultasi kepada perusahaan batubara, pada saat akhirnya kita bisa memiliki saham diperusahaan batubara. Awalnya kita memberikan konsultasi di perusahaan infrastruktur, sekarang-sekarang ini kita memiliki saham di perusahaan infrastruktur. Jadi pilar kedua adalah kerja cerdas.

Pilar ketiga, yang selalu kadang-kadang dilupakan oleh pengusaha-pengusaha muda yaitu Kerja Tuntas. Finish what you started, kalau mulai sesuatu kita harus akhiri. Kita harus konkritkan, kita harus selesaikan. Kadang-kadang kita memulai sesuatu rencana itu kita giat diawal. Misalnya seorang entrepreneur itu kadang-kadang begitu menekuni sesuatu, terus lihat temannya yang bisnisnya lebih sukses misalnya penerbitan buku. “Wah kayaknya enak nih penerbitan buku”. Akhirnya usaha food & beveragesnya ditinggal dan ikut membuat penerbitan buku. Nah kerja-kerja yang tidak tuntas seperti itu akhirnya sangat-sangat tidak efektif dan tidak bisa menghasilkan sesuatu kinerja yang baik.

Kami fokus di bidang konsultasi keuangan, sampai detik ini kita fokus di bidang keuangan. Hanya memberikan solusi di bidang keuangan baik dalam segi investasi maupun dalam pengembangannya ke depan. Kita fokus pada upaya bagaimana bisa menggalang dana dari capital market atau pasar uang. Jadi selain kita fokus kita kerja tuntas. Apa yang kita awali ditahun 97 tuntas sampai sekarang.

Jadi kuncinya kerja tuntas itu kita harus mampu melakukan sesuatu dengan fokus dan profesional. Terakhir yang ingin saya share adalah pada ujungnya kita harus Kerja Ikhlas. Semua itu harus dimulai dengan niat yang baik dan pada akhirnya harus ada keikhlasan. Karena ikhtiar yang kita sampaikan ini akhirnya mungkin bisa membuahkan hasil, namun mungkin juga tertunda. Nah butuh suatu semangat keikhlasan.

Karena teman-teman kadang berkata “Wah saya sudah kerja keras, saya sudah berikan semua yang saya miliki tapi apa yang saya cita-citakan belum tercapai. Ini gak adil”. Yang kita kontrol itu adalah ikhtiar. Ikhtiar kita adalah memberikan 100% dan kita harus memberikan komitmen yang terbaik. Juga harus memiliki rencana yang baik. Itu ikhtiar yang kita kontrol. Tapi banyak hal yang diluar kontrol kita. Tapi saya percaya kan rezeki itu tidak pernah tertukar. Rezeki itu sudah digariskan untuk kita, yang kita bisa kontrol adalah bagaimana ikhtiar kita untuk menjemput rezeki tersebut.

Dengan 4 kiat tadi, Kerja Keras, Kerja Cerdas, Kerja Tuntas, dan Kerja Ikhlas saya yakin apa yang kita jalankan juga akhirnya bukan saja membuahkan hasil. Tapi juga ketentraman bagi kita. Karena pada ujungnya kalau kita ikhlas, apapun hasilnya tentunya kita serahkan kepada Allah SWT. Saya beruntung usaha yang dimulai tadinya kantor kecil dengan karpet pink bisa bertumbuh seperti ini dan dari 3 karyawan sekarang sudah ada 20.000 karyawan yang bernaung di dalam grup kami.

Tapi satu hal yang tidak berubah, saya tetap makan 3 kali sehari. Saya tetap olahraga kalau pagi. Jadi buat kita sekarang adalah bagaimana kita memberikan manfaat yang terbaik. Rezeki itu begitu banyak diberikan kepada grup kita. Tantangan bagi kami pendiri dan pemegang saham maupun karyawan dan staf disini adalah bagaimana grup usaha kami itu bisa memberikan manfaat yang terbaik kepada komunitas kita, kepada bangsa kita, dan kepada rakyat Indonesia.

Sehingga mimpi kita bahwa Indonesia ini adalah negara besar, dan memiliki potensi yang besar bisa menyetarakan antara potensi dan realisasi bangsa ini. Jangan hanya Indonesia terkenal sebagai negeri 17.000 pulau. Negeri yang memiliki 240 juta rakyat dan populasi tetapi tidak memiliki kemandirian dan tidak memiliki kesetaraan.

Saya senang bisa kenal dengan 14 pengusaha mahasiswa terbaik Mien R. Uno Foundation yang sedang mengikuti workshop pencatatan keuangan sederhana. Saya yakin pasti kalau tidak ada 5 atau mungkin 10 atau 14-nya menjadi pengusaha yang sukses dan memiliki usaha yang harusnya lebih besar dari Recapital, karena kalian mulai dari mahasiswa. Saya dan Rosan baru mulai usaha itu baru di umur 28 tahun. Jadi teman-teman disini sudah mulai 5 atau 7 tahun lebih cepat daripada kami. Jadi mestinya harus lebih sukses daripada Recapital. Amin



Mencermati Jenis Bisnis Ritel

16:23
Industri ritel memberikan satu pandangan hidup untuk jutaan orang yang mencari nafkah dalam sektor perekonomian kita. Peritel memberikan barang dan jasa yang kita semua butuhkan, dari makanan hingga alat elektronik.


Sebagai salah satu dari perusahaan terbesar nasional, industri ritel menyediakan peluang bisnis yang menjanjikan untuk Anda. Sektor ritel adalah salah satu segmen dengan tingkat pertumbuhan paling cepat di banyak negara termasuk Indonesia. Sebagian besar peritel meliputi penjualan barang atau jasa dari pihak pembuat, penjual grosir/ partai besar, agen, importir, atau peritel lainnya dan menjualnya kepada konsumen untuk penggunaan pribadi.

Harga yang dikenakan untuk barang-barang dan jasa termasuk pengeluaran peritel dan termasuk laba. Setiap tahun, sektor vital dari ekonomi ini menjadi sumber GNP (gross national product) yang tidak bisa dianggap remeh. Untuk memberikan Anda gambaran besar tentang pasar ritel yang kompetitif, kita akan sekilas membahas berbagai sisi dan susunan penjualan kepada konsumen. Ingatlah selalu bahwa semua bisnis ini berawal dari konsep sederhana dan tumbuh menjadi berbagai macam proporsi melalui kepopuleran dan tekad yang gigih. Pada tahap eksplorasi ini, apapun mungkin bagi Anda.

Ritel toko

Situasi ritel masa kini terdiri dari berbagai macam toko independen, pusat perbelanjaan, perusahaan diskon, toko pengecer yang menawarkan kenyamanan berbelanja, jaringan peritel nasional maupun internasional, supermarket konvensional dan perusahaan-perusahaan lain dengan skala yang lebih besar. Semua ini tampak mendominasi sektor ritel. Peritel toko beroperasi di lokasi-lokasi penjualan yang didesain untuk menarik konsumen dalam jumlah yang cukup besar agar mau berkunjung ke toko mereka.

Pada umumnya toko-toko memamerkan barang jualan secara maksimal dan menggunakan iklan di banyak media massa untuk menarik sebanyak mungkin konsumen. Mereka ini biasanya menjual barang dagangan kepada masyarakat umum atau konsumsi rumah tangga tetapi sebagian juga melayani klien institusi dan bisnis. Ini meliputi bangunan-bangunan seperti toko-toko alat tulis kantor, toko komputer dan software, dealer bahan bagunan, dan usaha ledeng dan toko-toko alat listrik.

Ritel khusus

Sementara peritel raksasa seperti Wal-Mart atau Carrefour cenderung untuk menjual barang-barang kebutuhan pokok, para peritel khusus ini cenderung menjual barang-barang sekunder atau tersier. Mereka berfokus pada peningkatan kenyamanan lingkungan rumah tangga, kekayaan pengalaman dalam berbelanja, dan inventaris yang memenuhi kebutuhan pelanggan yang menjadi target dengan frekuensi yang bisa disesuaikan.

Toko-toko kecil menunjukkan kekuatan dan keuletan yang mencengangkan di hadapan persaingan dari peritel skala besar dan gerai-gerai e-commerce yang banyak bermunculan saat ini. Mereka menawarkan atmosfer yang lebih hangat, dan mungkin sebuah pemilihan barang dagangan yang lebih bervariasi dan lebih dalam. Banyak toko bisa dimiliki dan dijalankan oleh satu orang dengan bantuan yang seadanya. Dibandingkan dengan pengoperasian manufaktur, usaha ritel khusus relatif lebih mudah dibangun pada awalnya baik secara keuangan dan pengelolaan. Namun sejumlah kegagalan bisa terjadi karena kurangnya modal, lokasi usaha yang buruk dan analisis pasar yang tidak memadai.

Peritel non-toko

Saat Anda melihat berbagai variasi peluang bisnis dalam sektor ritel, yakinlah dan sertakan sektor ritel non-toko ke dalamnya. Bisnis-bisnis ini sebagian besar bekaitan dengan penjualan ritel produk melalui TV, belanja elektronik, kertas dan katalog elektronik, pengundangan dari pintu ke pintu, demonstrasi dalam rumah, kios portabel, mesin pengecer, dan pemesanan via pos. Dengan penjualan eceran di tepi jalan sebagai pengecualian, bisnis-bisnis ini tidak biasanya mempertahankan saham untuk dijual dengan premis.

Ada begitu banyak manfaat yang bisa dituai dari jenis ritel ini. Di antaranya ialah pembelian, pemeliharaan dan perlindungan inventaris besar tidaklah diperlukan saat Anda memiliki kontrak dengan pihak lain untuk menangani urusan-urusan ini. Pemesanan via pos Dari buku hingga brosur dasar, katalog sudah banyak dikenal bagi mereka yang tinggal jauh dari keramaian pusat perbelanjaan.

Katalog juga akrab bagi para manula, mereka yang suka barang/ jasa yang tidak dijual bebas atau memiliki spesifikasi yang kurang lazim, dan bagi orang-orang yang kurang suka berbelanja berdesakan. Dengan pemesanan via pos, katalog berisi barang yang dijual bisa dikirimkan ke ribuan pembeli potensial pada satu waktu untuk bisa menaikkan angka penjualan atau menghasilkan konsumen yang riil.

Perusahaan pemesanan via pos termasuk bisnis barang jualan, perusahaan yang menjual barang-barang khusus dengan banyak variasi, perusahaan yang menjual benda-benda baru, berbagai jenis klub (CD, DVD, buku) dan sebagainya. Dalam banyak kasus, katalog dikirimkan ke konsumen potensial dalam ceruk pasar tertentu secara berkala.

Anda bisa bekerja di luar rumah. Daftar alamat pos yang paling baru ialah kunci untuk mendapatkan laba dengan pemenuhan kebutuhan dasar pelanggan dan dukungan database yang berhubungan.

Internet

Internet sudah mengubah kondisi industri ritel masa kini, menghubungkan perusahaan dengan perusahaan lain dan pasar lain serta pelanggan individu. “Peritel yang tidak memahami dampak internet pada tokonya dan saluran katalognya berpeluang untuk meremehkan investasi di Internet, kehilangan peluang untuk mencetak angka penjualan di semua kanal,” menurut Ken Cassar, analis senior dari Jupiter Communications.

Terlepas dari jenis-jenis bisnis ritel yang hendak Anda dirikan, Anda tidak bisa mengabaikan internet. Jangan jadikan internet sebagai penghambat pula. Setiap jenis ritel memiliki kelebihan dan kekurangannya sendiri sehingga Anda harus memutuskan pendekatan-pendekatan mana yang Anda hendak gunakan dalam bisnis Anda.

Mesin pengecer otomatis

Mesin pengecer otomatis telah menjadi konsep bisnis yang terbukti ampuh selama lebih dari satu abad. Di negara-negara maju seperti Amerika Serikat, kudapan dan soda meraup angka penjualan lebih dari 20 miliar dollar di tahun 1999. Berkenaan dengan penjualan lain, memiliki produk yang tepat di tempat yang tepat pada saat yang tepat ialah kuncinya.Bisnis ini sangat menarik karena biaya pendiriannya yang rendah, modal kerja yang sedikit, dan biaya yang rendah.

Dodi Chandra, Niat jadi Tentara malah Jadi Pengusaha Distro

16:13
Awalnya, tidak pernah terpikir oleh Dodi Chandra bakal menjadi pengusaha distro di Pariaman, Sumatra Barat. Kedatangannya ke Bandung, Jawa Barat kala itu ingin mewujudkan mimpi menjadi tentara Angkatan Darat. Ternyata begitu sampai di Bandung, impiannya berubah. Ia beralih menjadi pengusaha distro. Hal apa yang mengubah mimpinya?

Atmosphere Distro House, sebuah toko pakaian remaja yang terletak di Jalan Sudirman No 47 Pariaman menjadi trend setter di Kota Pariaman. Distro ini pun ditata mengikuti selera remaja dengan produk-produk yang lagi booming terpajang di etalase.

Melihat gaulnya, toko ini tentu tak seorang pun menyangka awalnya si pemilik toko, Dodi Chandra bermimpi menjadi seorang TNI. Maka tahun 2004, usai menyelesaikan pendidikan sekolah menengah, Dodi menuju Bandung mengikuti serangkaian tes Ketentaraan.

Namun begitu sampai di Bandung, justru semangat untuk menjadi TNI menguap. Melihat banyaknya distro di Kota Kembang itu, ia pun bermimpi menjadi pengusaha distro. Tentu saja hal tersebut bukanlah hal yang mudah. Modal, jelas tak punya.

Mengharapkan ayah, tidak mungkin, karena ayahnya hanya buruh tani. Keinginan tersebut ia pendam sendiri, namun ia berusaha merintis impiannya. Kebetulan, selama di Bandung ia menumpang di rumah kakaknya yang juga punya toko pakaian.

Ia meminta kepada sang kakak, agar diizinkan membantu menjaga toko. Jadilah selama dua tahun ia membantu kakaknya menjaga toko. Disitulah sedikit banyaknya ia transfer ilmu berdagang dan membangun jaringan dari produsen pakaian.

Awal 2007, ia mulai mencoba hidup Mandiri dan hengkang dari rumah sang kakak. Tentu ini tidak mudah, karena ia harus mencari penghasilan sendiri.

”Saat itu hidup saya benar-benar sulit, karena tidak kunjung dapat pekerjaan, tabungan pun habis untuk biaya makan sehari-hari. Hingga saya putuskan bekerja sebagai pengorder pakaian dari produsen kepada konsumen. Modalnya hanya modal kepercayaan. Saya ambil barang dari produsen kemudian tawarkan ke toko-toko di Bandung. Alhamdulillah, kemudian terkumpul uang Rp 7 juta,” ujarnya seperti dilansir Padang Ekspres.

Modal inilah yang ia gunakan untuk memulai usaha. Ia pulang ke Pariaman mencari toko yang cocok untuk usaha distro. Akhirnya, ia menemukan toko dengan ukuran 3×4 di pusat kota Pariaman. Harga sewanya, Rp4,5 juta, sisa uang ia belikan etalase dan perangkat kebutuhan distro.

Sedangkan pakaian dan celana untuk distro, hanya bermodalkan kepercayaan teman lamanya di Bandung. Sang teman memberi kepercayaan menitipkan barangnya ke Dodi. Begitu terjual, baru ia setor kepada temannya tersebut. Naluri bisnisnya tidak meleset, distronya berkembang pesat. Ia selalu menampilkan model pakaian dan celana serta aksesories terbaru di Bandung.

Sistem one stop service pun ia terapkan semua kebutuhan remaja laki-laki dan perempuan tersedia di tokonya. Sehingga tokonya menjadi trendsetter di kalangan remaja Kota Pariaman.

Alhasil omzet pun meningkat dari Rp 300 ribu perhari menjadi Rp1,5 juta per hari. Bahkan saat Lebaran, ia berhasil membukukan omzet hingga Rp 250 juta, fantastis. Meski demikian, ia belum puas, saat ini ia ingin mengembangkan sayap, buka cabang di Lubukalung. ”Prinsip saya di mana ada kemauan di situ ada jalan,” tukasnya.

Sumber : disini

Mantan Sopir di Arab yang Jadi Bos Jaringan Swalayan

16:10
Peristiwa meletusnya Gunung Kelud yang terjadi pada 1991 mendorong Trisno Yuwono mencari penghidupan yang lebih baik di kota lain. Targetnya bukan ke Jakarta atau kota besar di Indonesia, ia memilih menjadi tenaga kerja Indonesia (TKI) di Arab Saudi.

Trisno bermimpi, dengan menjadi tenaga kerja di luar negeri, penghidupannya bisa lebih baik ketimbang menjadi seorang guru. “Pada tahun 1991, di Blitar belum banyak yang menjadi TKI. Saat itu saya nekat saja, mencoba-coba,” ujar bapak tiga anak ini.

Berbekal uang Rp 1,5 juta hasil menjual sepeda motor, ia tidak kesulitan membiayai segala urusan administrasi di perusahaan penyalur TKI tersebut. Sembari menunggu pengiriman, selama dua bulan Trisno berada di penampungan TKI di Jakarta, tanpa ada pembekalan keterampilan. “Kerjanya cuma makan dan tidur,” katanya. Alhasil, ketika dikirim ke Arab Saudi, dia tidak bisa berkomunikasi menggunakan bahasa Arab.

Tugas awal Trisno sebagai TKI di Arab Saudi adalah bekerja sebagai sopir di kantor gubernur Kota Tabuk. Karena ketidakmampuan berbahasa asing, ia suka dikerjai majikan dan teman-teman sopirnya yang berasal dari negara lain.

Lantaran ketidakcocokan dengan majikannya, Trisno diberhentikan dari pekerjaannya dan disuruh pulang ke Indonesia dengan biaya sendiri. Karena tidak punya uang, ia memilih tetap bertahan di Arab.

Beruntung ada seseorang yang menawarinya pekerjaan sebagai pegawai di toko perabot milik orang Sudan. Trisno digaji 1.350 real. Ia suka bekerja di tempat itu karena majikannya sangat baik. Jam kerjanya pasti antara pukul 07.00 hingga lepas maghrib. “Di toko perabot ini saya belajar menghafal dan menata barang, selain pengelolaan toko,” tutur lelaki kelahiran Blitar, 12 Agustus 1970 ini. Selepas magrib ia menyuplai produk-produk Indonesia di sebuah toko milik orang Thailand.
Sampai tahun 1999, Trisno masih bekerja dobel. Hasilnya, dia bisa mengantongi tabungan sebesar Rp 20 juta kala itu. “Tahun 1998, kurs dollar sedang tinggi,” ceritanya. Alhasil, tahun 1999, istrinya minta pulang ke Indonesia karena sudah saatnya anak pertamanya sekolah.

Sebagian uang hasil tabungannya dipakai untuk membeli sebidang tanah di kampung halaman, Kademangan, Blitar. “Kebetulan, saya mendapat tempat di dekat pasar. Saya memutuskan membuka toko sembako dengan nama Sari-Sari Swalayan,” katanya.

Kala itu, per hari, gerainya bisa menghasilkan omzet Rp 2 juta. Swalayan Trisno juga menjadi idola di Kademangan.

Setelah dua tahun usahanya berjalan, ada jaringan swalayan yang lebih besar dan sudah memiliki banyak cabang berencana membuka cabang baru di Kademangan. “Saya terpacu untuk memperbesar gerai.

Namun Trisno malah bersyukur dengan datangnya pesaing. ”Kalau tidak ada pesaing, mungkin saya tidak terpikir membuat cabang,” katanya. Terbukti, saat jaringan minimarket dengan sistem waralaba mulai masuk, bisnisnya ikut terdongkrak.

Sejak memulai bisnis ini pada tahun 2000 hingga sekarang, Trisno sudah memiliki tujuh gerai Sari-Sari Swalayan yang tersebar di daerah Blitar dan Tulungagung, Jawa Timur. “Satu gerai bisa menghasilkan omzet lebih dari Rp 10 juta per hari,” katanya. Alhasil, ketujuh swalayannya mampu mencatatkan omzet hingga Rp 35 miliar per tahun.

Trisno punya strategi, harga barang di minimarket waralaba sudah diatur oleh pusat. “Karena saya sudah tahu harga pasokannya dan bisa mengatur harga jual, saya leluasa memainkan harga. Dari situ, konsumen akan memilih yang lebih murah,” katanya.

Trisno bilang, saat ini, dia akan memaksimalkan ketujuh gerainya. Meski begitu, dia juga berencana untuk menjajal bidang usaha yang lain. “Mulai tahun ini, saya ingin berbisnis fesyen,” ujarnya.

Labels

Labels

Labels

Copyright © Blog'e Aji Bintara. All rights reserved. Template by CB Blogger