Ketika kita harus dihadapkan oleh pengaturan arus kas, sekilas terlihat sederhana dan mudah. Hanya terdiri dari penghasilan masuk, yang umumnya berupa gaji, dan pengeluaran untuk membiayai kehidupan sehari-hari. Namun, ketika kita harus dihadapkan pada implementasinya, ternyata tidak semudah yang dibayangkan. Terutama ketika dihadapkan pada kenyataan bahwa jumlah pengeluaran yang anda lakukan, malah lebih besar dari penghasilan yang anda terima.
Secara sederhana, arus kas terbagi atas beberapa kelompok spesifik pengeluaran. Sejumlah pos pengeluaran yang biasa anda lakukan, dapat diklasifikasikan ke dalam beberapa kelompok pengeluaran, yaitu Kelompok Primer, Kelompok Kewajiban, Kelompok Sekunder, dan Kelompok Investasi atau Tabungan. Cobalah untuk memasukkan semua pos pengeluaran anda, ke dalam beberapa klasifikasi tersebut.
Pengeluaran yang masuk ke klasifikasi primer adalah berbagai pengeluaran yang biasanya anda keluarkan untuk menunjang produktifitas dan kehidupan anda sehari-hari. Pengeluaran yang masuk ke dalam klasifikasi ini bersifat vital karena anda tidak bisa mengurangi besarannya secara fleksibel sewaktu-waktu. Misalnya, pengeluaran yang rutin anda lakukan untuk kebutuhan belanja makan bulanan keluarga. Anda tidak bisa serta-merta mengurangi misalnya hingga 50%, karena kebutuhan makan keluarga anda bergantung dari pos pengeluaran tersebut.
Klasifikasi kewajiban terdiri dari berbagai pengeluaran yang berhubungan dengan kewajiban anda terhadap pihak ketiga. Seperti halnya dengan klasifikasi primer, klasifikasi ini juga tidak bisa diubah secara fleksibel karena ini berhubungan dengan pihak lain. Contoh klasifikasi kewajiban yang sangat umum bagi masyarakat Indonesia, terutama di kota besar pada umumnya adalah pengeluaran wajib yang mereka untuk lakukan untuk membayar cicilan kredit bagi bank. Anda tentu tahu jika pengeluaran ini tidak anda bayarkan, maka anda akan berurusan dengan debt collector. Tentu anda tidak ingin hal seperti ini terjadi, bukan?
Untuk klasifikasi sekunder memasukkan berbagai pos pengeluaran yang sifatnya tidak termasuk ke dalam 2 klasifikasi sebelumnya. Pengeluaran yang masuk ke dalam klasifikasi ini biasanya bersifat pengeluaran pribadi dan tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap aktivitas dan produktifitas keseharian anda. Anda dapat melakukan penyesuaian terhadap pengeluaran yang ada di klasifikasi ini sewaktu-waktu anda membutuhkannya. Misalnya anda sedang membutuhkan dana lebih untuk kebutuhan pengeluaran bulanan anda. Contoh dari pengeluaran sekunder ini adalah untuk kebutuhan hobi atau entertainment anda dan keluarga. Jika anda memang rutin dan hobi untuk menonton bioskop bersama keluarga, maka pengeluaran itu dapat dimasukkan ke dalam klasifikasi pengeluaran sekunder dan jika seandainya pengeluaran itu dikurangi, maka tidak akan mengganggu kondisi produktifitas dan aktivitas lainnya.
Klasifikasi terakhir adalah Pengeluaran Investasi atau Tabungan. Klasifikasi ini disiapkan khusus bagi anda yang memang akan mulai melakukan investasi demi masa depan. Berhubungan dengan kebutuhan investasi, sebaiknya anda menghubungi perencana keuangan anda sebelum memutuskan untuk berinvestasi. Hal ini agar pengeluaran investasi anda dapat maksimal sesuai dengan kebutuhan anda. Contoh dari pengeluaran tersebut adalah ketika anda mulai mempersiapkan dana pendidikan anak atau persiapan dana pensiun.
Dengan beberapa pembagian klasifikasi tersebut diharapkan kondisi keuangan anda ke depan dapat lebih teratur dan terencana. So, have fun with the money!
Budi Triadi Pratama, S.Mn, RIFA, RFC, Partners / Senior Advisor AFC Financial Check Up
Thanks for reading Agar tak Kedodoran di Tengah Bulan
No comments:
Post a Comment